BOGOR (POSBERITAKOTA) – Pandemi COVID-19 memberi perubahan besar pada kesehatan di Indonesia dan bahkan dunia. Oleh karenanya seluruh ahli bidang kesehatan bekerja keras untuk mengatasinya. Tak ayal berbagai inovasi terus berupaya dikembangkan oleh tenaga medis dalam penanganannya. Salah satunya adalah ‘Vaksin Nusantara’ yang digagasnya bersama peneliti lain sebagai upaya untuk mengatasi pandemi yang melandai dunia.
“Jadi, Vaksin Nusantara yang kami kembangkan dengan tim peneliti sebagai salah satu upaya dalam mengatasi pandemi yang melanda dunia,” tegas Letnan Jenderal TNI (Purn) Prof DR Dr Terawan Agus Putranto SP Rad (K), mantan Menteri Kesehatan (Menkes) RI.
Pemikiran dan langkah tersebut disampaikan secara terbuka Rabu (12/1/2022) kemarin oleh Dr Terawan dalam orasi ilmiah saat dikukuhkan sebagai Profesor Kehormatan atau Guru Besar Tidak Tetap Ilmu Pertahanan Bidang Kedokteran Militer, Fakultas Kedokteran Militer Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), di Kampus Bela Negara, Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Menurut dia bahwa vaksin ini berbasis sel dendritik adalah salah satu metode vaksin tergolong baru dikembangkan. ‘Vaksin Nusantara’ terbuat berasal dari tubuh sendiri sehingga efek sampingnya sangat minimal. Efikasi vaksin berbasis sel dendritik ini sebagai pemicu meningkatkan imunitas yang dikembangkan sebagai imunoterapi pada pengobatan seperti kanker.
Lebih jauh ditegaskan Dr Terawan berdasarkan dari penelitian tersebut, sel dendritik dapat memicu respons imun sel seluler dan metode tersebut aman dan tidak menimbulkan efek samping yang berat.
“Sedangkan penelitian-penelitian yang menggunakan metode serupa toksisitas yang sangat kecil, kejadian tidak diinginkan atau KTD hanya terbatas terhadap reaksi lokal sehingga gejala ringan seperti nyeri pada saat injeksi,” paparnya.
Dr Terawan mengungkapkan bahwa KTD hanya bersifat sementara dan tidak ada yang serius pada penggunaan vaksin berbasis sel dendritik. Bahkan, uji klinik fase 1 dan 2 ‘Vaksin Nusantara’, menunjukkan hasil yang serupa. Dalam hal ini, tubuh dapat mentolerir material ‘Vaksin Nusantara‘ dengan baik tanpa terjadi reaksi lain. ■ RED/A JOHAN/EDITOR : GOES