BEKASI (POSBERITAKOTA) – Para pekerja serabutan yang berpenghasilan tidak tetap, dua diantaranya adalah pemulung dan pengamen jalanan banyak ditemui Tim SEJADAH BABE dalam aksinya pada pekan ke-23 atau Jumat 14 Januari 2022. Mereka memang merupakan sasaran yang tepat, khususnya untuk mendapatkan distribusi nasi boks dan aqua botol.
Ditengah masih belum stabilnya perekonomian jelas sangat berpengaruh pada penghasilan mereka. Seperti yang diungkap kalangan pemulung, justru mereka jarang mendapatkan barang-barang rusak yang dibuang oleh warga. Sebaliknya, malah ditukar barang pecah belah atau ditukar uang.
Begitu pula yang dirasakan para pengamen jalanan. Baik itu mereka yang menggunakan alat musik gitar maupun media Badut Warga masyarakat sudah jarang yang mau memberi sekadar uang recehan. Penyebabnya apalagi kalau bukan akibat kondisi perekonomian yang belum juga stabil.
Tim SEJADAH BABE tak akan pupus di dalam memberikan perhatian kepada mereka. Justru keberadaan mereka sangat tepat dijadikan sasaran. Meski hanya menerima sekadar bentuk makanan dan minuman dalam Program Berbagi Jum’at Berkah. Namun setidaknya merasakan manfaat kecil.
Siapa saja mereka, berikut ini yang berhasil disasar Tim SEJADAH BABE dalam pekan ke-23, pada Jumat (14/1/2022). Sebanyak 45 nasi boks!aqua botol yang merupakan donasi dari warga, jamaah dan termasuk dari eksternal, dalam hitungan satu jam lamanya ludes didistribusikan kepada warga Babelan, Bekasi.
Raja (12 tahun), pengamen cilik yang ditemui sedang keliling di Pasar Danau Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Gerbang Timur, Kebalen, Babelan, Bekasi. Ia bilang belum tentu dapat Rp 50 ribu. “Sekarang susah dapatnya, ya walaupun dari uang recehan. Mungkin sudah banyak pengamen-pengamen lainnya,” kata dia.
Sama yang dirasakan Mail (19 tahun) dan Sofyan (21 tahun, juga pengamen yang memakai media Badut. Sampai kaki pegel keliling wilayah Babelan, kadang cuma dapat Rp 40 sampai Rp 60 ribu. “Hasil itupun harus dibagi dua. Terima kasih sudah dibagi nasi boks. Buat makan jelang siang nanti,” ucap Rizky yang diamini Andre.
Saman (38 tahun), pemulung, mengeluhkan soal hasil yang didapat. Belum tentu dalam seharian dapat barang yang bisa langsung dijual. Menurutnya, kalau cuma dapat gelas atau botol aqua bekas yang berceceran atau kardus, belum tentu bisa diuangkan. Justru bisa dua atau tiga hari sekali. Tak mungkin cuma sekilo, terus dibawa ke pengepul barang-barang bekas untuk dijual.
Tasrifah (48 tahun), juga pemulung, berjalan sepanjang Jalan Raya Perjuangan, Kebalen, Babelan, Bekasi. Ia bilang sedapatnya saja. Apalagi sebagai pekerjaan yang sudah dua tahun dilakukan, karena untuk bantu-bantu suaminya yang juga pemulung barang-barang bekas. “Kalau sudah capek jalan, ya ngaso,” tuturnya.
Sifa (50 tahun), ibu penyandang masalah kesehahteraan sosial (PPKS), ditemui Tim SEJADAH BABE. Sungguh tak disangka jika dirinya mendapat nasi boks untuk sekadar sarapan. “Alhamdulillah, ini mau saya makan langsung, karena dari pagi memang belum sarapan nasi,” akunya, terus terang.
Untung Mulyono (61 tahun), tukang cuci motor dan mobil, termasuk yang rutin mendapat nasi boks sepanjang ada SEJADAH BABE. “Saya selalu dapat setiap Jum’at pagi per pekannya. Semoga program Berbagi Jum’at Berkah, bisa terus jalan dan lancar,” ungkapnya, ikut memberi doa.
Bonan (60 tahun), kakek yang kerjanya sebagai relawan pengatur lalulintas, persis di depan SDN 05 Kebalen, Babelan, Bekasi. Merasa sedikit kaget manakala disodori nasib boks. Namun akhirnya tahu dari program SEJADAH BABE. “Sebab, baru pertama kali menerima,” tegasnya.
Mamat (63 tahun) dan Saman (65 tahun), disasar Tim SEJADAH BABE di wilayah Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) RW 024 Kelurahan Kebalen. Keduanya, selain pensiunan Satpam, juga petani sayur-sayuran (bayam dan kangkung). Tak asing bagi mereka untuk ditemui atau dikunjungi program Berbagi Jum’at Berkah.
Rizky (24 tahun) dan Andre (23 tahun), keduanya penjaga parkir di Indomart dan Alfamart di Perumahan VGH Kebalen, Babelan, Bekasi – sehari-harinya sibuk mengatur kendaraan bagi yang ingin belanja. Soal bayar parkir, kata keduanya, tidak memaksakan. Juga tidak ada target seharian, pagi sampai malam, terkait setoran.
Sementara itu tempat pangkalan ojek di Pintu Gerbang Timur VGH dan Taman Kebalen, juga disasar Tim SAJADAH BABE. Lagi-lagi, mereka berharap program tersebut bisa terus berjalan. Justru ditengah situasi belum normal betul dari pandemi COVID-19, mereka drof dalam hal penghasilan.
Aan (39 tahun), ibu dari 4 anak, sejatinya setiap hari sibuk sebagai pedagang buah dan asinan yang biasa mangkal di pinggir Jalan Raya Perjuangan Babelan, Bekasi. Saat disodori nasi boks, merasa senang karena anak-anaknya bisa langsung sarapan pagi itu.
POSBERITAKOTA pun sebagai patner media dari program SEJADAH BABE, bakal terus mempublish keguliatannya dengan tujuan sebagai syiar keagamaan dan tujuan mengajak kebaikan untuk belajar bersedekah dengan sesama yang memang benar-benar sangat membutuhkan. ■ RED/AGUS SANTOSA