JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Boleh jadi kita semua baru mengenal istilah Bipolar. Terasa aneh dan bahkan asing. Sebenarnya, Bipolar itu sendiri adalah penyakit jangka panjang dan terjadi episodik dengan berbagai derajat kasus. Penyakit tersebut sangat rentan dan bahkan dapat mengancam jiwa karena pasiennya berisiko melakukan bunuh diri.
Begitulah antara lain benang merah dari cerita film yang berjudul ‘Kukira Kau Rumah’ produksi Sinemaku Picture dan MD Picture. Sedangkan untuk penyutradaraannya dipercayakan kepada Umay Shahab.
“Bipolar adalah efek jangka panjang karena seseorang menimbun beban emosi terlalu lama tanpa tahu cara menetralkannya,” ucap Pakar Kenetralan Mental (P.Kn.M), Coach Rheo kepada wartawan di acara Gala Premiere Film ‘Kukira Kau Rumah,’ Senin (31/1/2022) malam kemarin di Studio XXI Plaza Senayan, Jakarta.
Menurutnya bahwa beban emosi penyebab Bipolar, bisa muncul dari berbagai kasus. Juga dapat menimpa siapa saja dan kapan saja. “Makanya, apabila terlambat ditangani bisa menjadi beban berkepanjangan. Termasuk dapat menimbulkan gangguan jiwa ringan sampai berat,” tambah terapis yang dijuluki seorang Mind Technology Expert ini.
Situasi atau masa pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, dikatakan Coach Rheo, juga menjadi salah satu penyebab meningkatnya tingkat depresi masyarakat dan kemudian memberikan efek timbulnya gangguan Bipolar.
Sejauh pengamatan Coach Rheo lebih jauh, banyak orang menjadi lebih cemas selama COVID-19. Hal itu pula mengakibatkan banyak permasalahan yang menjadi beban mental masyarakat. Bahkan di tahun 2022 ini, pandemi COVID-19 secara faktual masih terjadi dengan merebaknya virus varian baru Omicron.
“Sejak pandemi COVID-19 muncul tingkat kebangkrutan masyarakat cukup tinggi. PHK di mana-mana. Membuat tidak hanya pengusaha mengalami tekanan stress, tapi juga keluarga para pekerja,” ungkapnya.
Hal ini menimbulkan permasalahan beban di keluarga. Membuat banyak orang kehilangan pegangan. Tingkat perceraian semakin tinggi karena alasan ekonomi, dan menjadi persoalan sosial global yang dialami di Indonesia. “Jika stress atau trauma hanya dikendalikan dan berlangsung dalam waktu lama, seorang mengalami transisi, dan dapat mengalami gangguan Bipolar,” bebernya.
Coach Rheo berhasil menciptakan sistem pendekatan baru yang disebutnya; DOA-TRTO (Divine Oracular Assistance – Tension Releasing Therapy Online). Sistem ini terbukti berhasil membantu mengatasi trauma dan stress dalam waktu relatif cepat. Tidak seperti proses pemulihan pada umumnya yang membutuhkan waktu lama.
“Faktanya, banyak orang menghabiskan waktu panjang melewati beban mental berat. Habis uang, habis waktu, dan habis kesabaran. Belum lagi gangguan kesehatan yang disebabkan ketergantungan pada obat-obatan,” kata dia, prihatin.
Sebaliknya dengan metode DOA-TRTO, ditegaskan Coach Rheo, dapat memberi hasil signifikan bagi para korban trauma dalam waktu relatif singkat. Tanpa obat, dan memberi hasil permanen. “Saya banyak menetralkan beban emosi yang ektrim dirasakan klien. Beberapa diantaranya didiagnosa mengalami Bipolar secara klinis kemudian dapat sembuh,” ungkapnya.
Belum lama ini, tambah dia, ada seorang anak dari pasangan ibu penyanyi dan ayah seorang penulis lagu yang sangat terkenal karyanya mengalami gangguan Bipolar dan sudah 10 tahun.
“Bahkan, ia sudah pergi ke berbagai tempat berobat, tetapi tidak merasakan perubahan yang signifikan. Selalu mengandalkan obat. Namun ketika kami tangani dalam satu sesi saja, beban emosinya bisa dinetralkan. Setelah itu dia bisa tertawa lepas. Bahkan begitu sesi selesai ia menjadi pribadi lebih periang,” tutur Coach Rheo.
Dengan sistem DOA-TRTO, imbuh Coach Rheo lagi, beban psikologi bisa dinetralkan dengan membuang beban emosi keluar dari tubuh. “Sehingga pasien tidak perlu seumur hidup melayani persoalan beban emosi Bipolar,” ujar terapis yang mendapat pengakuan sebagai Certified Trainer Kerangka Kualifikasi Nasional (KKNI) Level 6 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia ini.
Terkait film ‘Kukira Kau Rumah,’ yang ditontonnya, Coach Rheo menyambut baik film bertema psikologi ini. Selain refreshing, kata dia, menonton film ini juga bisa menambah wawasan tentang dunia psikologi. Sedangkan film tersebut dibintangi Prilly Latuconsina, Jourdy Pranata, Shenina Cinnamon, Raim Laode, Unique Priscilla, Kiki Narendra dan beberapa pemain lainnya.
“Saya sudah menonton ratusan film. Saya pribadi sangat mencintai dunia perfilman. Genre film yang saya suka adalah tema-tema sci-fi movies; apokaliptik, seperti Meteor Jatuh, Zombie, Monster maupun film Superhero semacam Marvel dan DC,” ujar seniman multi talenta itu lagi.
PERJALANAN HIDUPNYA YANG UNIK
Diam-diam, Coach Rheo juga berkeinginan menginvestasikan asetnya di industri perfilman. Karenanya, ia mengharapkan dukungan doa. Bahkan suatu saat ingin membuat film yang bercerita tentang dirinya. Perjalanan hidupnya sangat unik, menarik dan inspiratif. Dari zaman jadi kurir antar barang, office boy, kasir salon, tukang sulap, badut kostum, breakdancer, model, trainee boyband Dino Raturandang (Producer Cherrybelle) hingga menjadi pengusaha.
“Saya yakin ada banyak pengalaman yang bisa dipetik dari perjalanan aneh kehidupan saya ini,” ujar pengusaha dengan asset miliaran yang tumbuh dari masyarakat marginal ini.
Coach Rheo juga seorang revolusioner cara menetralkan beban emosi manusia. Ia telah menjalani puluhan ribu jam praktek dan belajar di bidang teknologi pikiran dan jiwa (Mind Technology Expert).
Satu satunya orang Indonesia yang mendapat pengakuan sebagai Trainer dan NLP Meta Master Practitioner of Neurosemantics, (International Institute of Neurosemantic, North Carolina USA), Associate Meta Coach dari (Meta Coach Foundation, Colorado, USA),_ serta _Master Practitioner Of Neuro Linguistic Programming (NLP Society Florida, USA). Ia juga lulusan dari Certified Facilitator Access Consiousness USA, Certified Hypnotist dan Hypnotherapist (Indonesian Board Of Hypnotherapy). □ RED/AGUS SANTOSA