KETUM PPPKRI, EDY PRASOJO TAK GENTAR UNTUK TERUS MENSOSIALISASIKAN GERAKAN KESADARAN BELA NEGARA SECARA NASIONAL

JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Sebagai komponen pendukung pertahanan negara, keberadaan organisasi masyarakat (Ormas) PPPKRI (Penerus Perjuangan Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia) Bela Negara ingin terus dan bahkan tak gentar untuk mensosialisasikan gerakan kesadaran bela negara secara nasional. Sedangkan gerakan ini sudah diawali sejak tahun 2007 silam.

Tekad tersebut diungkapkan secara terbuka oleh Ketua Umum (Ketum) PPPKRI Bela Negara, Edy Prasojo, dalam wawancara khusus dengan POSBERITAKOTA di Jakarta, Sabtu (2/4/2022). Menurutnya, gerakan tersebut diorientasikan demi tegaknya dan menjaga kerangka utuh NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

PPKRI Bela Negara ini merupakan kepanjangan dari Penerus Pejuang Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia, dimana sebagai cikal bakal TNI – POLRI. Dulu kan BKR atau TKR dan baru kemudian ada TNI. Sedangkan kami ini sejak tahun 2006 dibina oleh Kemhan, yakni sebagai komponen pendukung pertahanan negara dan untuk kepolisian di bidang Kamtibmas,” jelasnya.

Ditambahkan Edy Prasojo bahwa sesuai UUD 1945 Pasal 30 Ayat 1 terkait Sishankamnas, setiap warga negara wajib turut berperan serta di dalam upaya pertahanan dan keamanan negara. Hal itu juga lahir dari SKEP Ketua Persatuan Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia No SKEP /0602-01/PP-PKRI /VI/2007 yakni sebagai organisasi mata rantai para Pejuang Perintis Kemerdekaan. Dan, sekarang ini sudah hampir tidak ada pelaku sejarahnya.

Perlu diketahui bahwa PPPKRI Bela Negara lahir pada 1 Juni 2007 di Gedung Proklamasi No.56 Jakarta Pusat. Keberadaanya pun sudah terdaftar di Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) pada tahum 2009 sebagai organisasi masyarakat (Ormas) nasional. Edy Prasojo kemudian ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pendiri sekaligus Ketua Umum PPPKRI Bela Negara oleh atas nama Drs RJ Heru Soeratmo MBA.

“Bertepatan saat itu memang baru kita gagas gerakan Bela Negara. Sedangkan saya sendiri kebetulan mendapat sertifikat dari Kemenhan menjadi kader bangsa untuk program Kesadaran Berbela Negara Nasional. Bahkan sudah di-Undangkan oleh Pemerintah dan Bela Negara sudah resmi dibawah Kementrian Pertahanan,” ceritanya secara rinci.

Edy Prasojo memaparkan lebih lanjut karena dirinya merupakan Ketum PPPKRI sejak awal berdiri, masih terus-menerus berjuang mensosialisasikan ke daerah-daerah. Sekarang ini, tambah dia, sudah hampir seluruh wilayah di Indonesia sudah ada anggotanya. Meski belum semua terbentuk pengurus Ormas PPPKRI di beberapa daerah.

Dalam pandangan Edy Prasojo mensikapi tahun 2007 dan perkembangan teknologi dunia, maka PPPKRI memandang sangat perlu adanya gerakan Bela Negara yang ada di UUD 1945 Pasal 27 ayat 3, bahwasannya pada setiap warga negara wajib turut peran serta membela negara. Bahkan Bela Negara itu sendiri spectrum yang sangat luas dari yang terhalus sampai terkeras.

“Contoh yang terhalus adalah membersihkan lingkungan, itu saja sudah merupakan Bela Negara. Sedangkan yang terkeras adalah berperang jika diminta oleh negara untuk ikut melindungi kedaulatan rakyat. Dan, masih banyak hal yang perlu kita rubah mindset budaya bangsa yang selalu punya ketergantungan pada budaya asing. Hakekatnya kita perlu meneruskan sejarah bangsa dalam kerangka utuh NKRI. Termasuk jika bicara tantangan ke depan yang kita hadapi ancama disintegrasi bangsa. Bela Negara bukan angkat senjata saja, tapi bisa juga melawan keterbelakangan pangan dan sandang papan,” urainya.

Saat ditanya peran ideal PPPKRI Bela Negara ditengah kondisi kekinian, menurut Edy Prasojo, ikut berperan serta membantu Pemerintah disegala bidang. Selain itu juga turut menciptakan situasi stabilitas nasional dan meneruskan nilai nilai Sumpah Pemuda serta Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. “Karena sebagai organisasi yang terlahir dari para pendiri bangsa, kita gelorakan nilai-nilai kebhinekaan dan juga mempertahankan budaya bangsa yang ada dan termasuk semangat bergotong royong untuk saling bahu-membahu dengan organisasi masyarakat lainya.

Sepanjang keberadaan PPPKRI Bela Negara, dituturkan Edy Prasojo, juga menggelar Seminar Kebangsaan dan Sosialisasi Program Pemerintah untuk ikut membantu bencana alam jika ada di sekeliling kita, berperan dalam upacara Tabur Bunga di TMP Kalibata, mediasi konflik warga masyarakat di Mesuji serta soal PN Garam di Sumenep. Dua tokoh nasional Herman Saren Sudiro dan Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), juga memiliki hubungan dekat dengan Ketum PPPKRI Bela Negara, Edy Prasojo. 

Pada bagian akhir wawancara, Edy Prasojo menuturkan saat ini PPPKRI Bela Negara memiliki anggota mencapai dari seluruh penjuru Tanah Air (Indonesia). Hanya saja, katanya, masih perlu pendataan ulang keanggotaan. “Mengingat saat COVID-19 kurang update dan hanya beberapa daerah saja yang selalu eksis bekerjasama dgn Pemerintah untuk membantu pelaksana program vaksinasi. Makanya, sudah mulai kita siapkan perpanjangan para pengurus baru lagi. Termasuk persiapan seleksi untuk memgisi bidang-bidang organisasi,” tutupnya. ■ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

Supaya Memudahkan Proses Pemungutan &  Penghitungan Suara, KPU RI Batasi Hanya 600 Pemilih Tiap TPS di Pilkada Serentak 2024

Libur Panjang & Cuti Bersama, DIPREDIKSI SEJUTA KENDARAAN Bakal Meninggalkan Jabodetabek

Suhu Sepekan Terakhir 37,8°C, BMKG Beri Info & Pastikan Indonesia Justru Tidak Diterjang Gelombang Panas