JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Sosok Naila Novaranti tak asing lagi dikenal sebagai pelatih dan penerjun payung asal Indonesia. Namun jika bicara soal prestasi, ternyata bukan hanya tingkat nasional saja. Diam-diam, ia juga sudah cukup banyak mengoleksi piala penghargaan berkelas internasional.
Rupanya, kemahiran sebagai penerjun payung, bisa ditularkan kepada putra bontotnya, Antonio Dominic. Sedangkan yang cukup mengejutkan dan membanggakan, yakni bisa menghantarkan anak kandungnya tersebut terbang ke Gothia, Swedia untuk berlaga dalam ajang ĺlp0 ‘World Cup 2022′ bersama puluhan anak Indonesia umur 10-12 tanun yang telah terseleksi secara ketat.
Antonio Dominic, menurut peraih penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) pada tahun 2020 tersebut, bertandang Gothia (Swedia) lantaran lolos seleksi mengikuti kejuaraan sepakbola junior kelas dunia di Swedia bertajuk The World The Cup 2022. Anthoni Dominic sebagai kiper akan bergabung di Timnas U12 setelah dihantarkan dari klub La Liga dan lolos seleksi melalui Indonesia Junior Soccer League (IJSL).
Sedangkan di Swedia, Antonio bersama timnas akan mengikuti ajang Gothia Cup, sebuah turnamen sepakbola junior terakbar internasional di dunia. Ajang tersebut digelar setiap tahun. Sekitar 1700 tim dari 80 negara ambil bagian dan akan memainkan 4500 pertandingan di 110 lapangan. Tahun ini, Indonesia mengirim wakilnya melalui IJSL.
“Saya bersyukur sekali dan àtak menyangka Antonio Dominic bisa lolos setelah mengikuti seleksi ketat. Siapa tahu di sana bisa jadi juara dan ini perdana baginya sebagai kiper IJSL. Semoga lancar tidak ada halangan nantinya,” ucap Naila Novaranti kepada awak media di lapangan Jepang Sentul, Jawa Barat, Kamis (30/6/2022) kemarin.
Ditambahkan Naila bahwa selama ini sibuk dengan karirnya sebagai pelatih dan penerjun payung. Namun, ia selalu berusaha meluangkan waktunya untuk anak-anaknya. Antonio yang sudah dididik keras oleh suaminya, Chrihs dari Inggris – sejak 5 tahun lalu latihan sepakbola. Bahkan Antonio juga diasuh serius oleh pelatih Liga Premiere Inggris secara serius.
“Saya berharap, nantinya akan ada Antonio Antonio lainnya yang bisa menembus Kejuaraan Sepakbola Internasional. Dan, pertandingan nanti akan menjadi kado bagi saya dan keluarga. Antonio bisa berprestaeo yang membanggakan bagi kami sekeluarga dan Indonesia,” harap Naila.
Sementara itu Direktur Kompetisi IJSL, Dede Supriyadi, mengatakan bahwa Indonesia Junior Soccer League (IJSL) yang membuat Antonio bisa berangkat ke Swedia. Sebuah kompetisi usia dini dari usia 10-12 tahun yang sudah berdiri sejak tahun 2012 dan sampai saat ini masih terus berjalan. IJSL juga pernah menggarap Liga Kompas U15 di Gramedia sebagai pendiri dan penanggungjawab untuk kompetisinya.
“Kenapa kita buat IJSL, karena kita lihat Liga Kompas itu semua di fasilitasi kompetisi dan pemain di berangkatkan Gothia Swedia. Saya juga ingin pada saat anak-anak masuk Liga Kompas. Antonio sudah siap semuanya dan mentalnya. Juga siap kalah dan siap menang,” katanya.
Menurut Dede bahwa saat ini sudah masuk 11 tahun berdirinya IJSL. Dan setiap tahun, pemain terbaik IJSL di berangkatkan mengikuti ajang dunia tersebut. Termasuk sejak tahun 2017 lalu, IJSL pernah ikut ke China, dan pada 2018, 2019 ke Hainan Internasional ada 17 negara ikut Kompetisi U12 bersama Brazil, Jerman, Australia dan Jepang dan mendapat rangking 4. Namun ajang tersebut sempat terhenti sejak pandemi COVID-19.
Coach IJSL Kompetisi, Gilang Ramadhan, menuturkan bahwa proses penyeleksian terlilihnya para pemain junior U12 dilibatkan oleh statistik kemudian ada talent coach dari kompetisi IJSL. Awalnya memilih 56 pemain terbaik, kemudian mengikuti test permainan, fisik dan cara etos ketrampilan, dari 56 terseleksi jadi 21 setelah itu kepilih hanya terpilih 15 pemain junior yang akan berlaga di pertengahan bulan Juli 2022 di Ghotia Swedia. □ RED/APRILIO R/EDITOR : GOES