JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Dalam program ‘Hikmah‘ kajian dialog Dzuhur di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, KH Bukhori Sail Attahiry Lc, MA sebagai narasumber membahas soal ‘Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah‘. Hal itu juga masuk dalam bahasan materi Bidayatul Hidayah.
“Allah subhanahu wata’ala memberikan keutamaan pada waktu-waktu agung. Di antara waktu agung yang diberikan keutamaan oleh Allah subhanahu wata’ala adalah Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah,” kata penceramah yang juga dikenal sebagai Kabid Penyelenggara Peribadatan BPMI.
Menurut KH Bukhoti bahwa keutamaan tersebut jelas memberikan kesempatan kepada umat Islam agar memanfaatkannya untuk berlomba – lomba mendapatkan kebaikan. Baik itu di dunia maupun di akhirat. Hal ini dijelaskan melalui hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
Artinya: “Dari Jabir radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Sebaik-baiknya hari dunia adalah sepuluh hari pertama Dzulhijjah.” Ditanya, “Apakah jihad di jalan Allah tidak sebaik itu?” Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ”Tidak akan sama jika dibandingkan dengan jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang menaburkan wajahnya dengan debu (gugur sebagai syahid)” (HR. Al-Bazzar dengan sanad yang hasan dan Abu Ya’la dengan sanad yang shahih).
Menurutnya para ulama memberikan penjelasan mengenai keutamaan Sepuluh hari Dzulhijjah yang merupakan hari-hari terbaik di dunia ini. Antara lain karena induk-induk amal baik terkumpul pada hari tersebut, dan tidak didapati pada hari-hari lain. Pada hari itu Allah subhanahu wata’ala lipatgandakan segala pahala kebaikan menjadi seperti pahala orang yang melakukan jihad di jalan Allah subhanahu wata’ala kemudian gugur di medan perang.
“Pada Sepuluh hari Dzulhijjah ini Allah subhanahu wata’ala perintahkan kita (sunah) untuk memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, memperbanyak bersedekah, memperbanyak berpuasa, kesempatan melaksanakan haji bagi yang mampu, dimana pada pelaksanaan haji tersebut terkumpul segala macam ibadah kepada Allah subhanahu wata’ala dan perintahkan juga untuk berqurban,” urai KH Bukhori.
Artinya: “Diriwayatkan dari Ibn Umar radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Tidak ada hari yang lebih mulia di sisi Allah SWT,dan juga tidak ada hari yang lebih dicintai oleh Allah SWT dari pada Sepuluh hari Dzulhijjah. Maka perbanyaklah pada hari tersebut bertasbih, tahmid, tahlil dan takbir” (HR. Ahmad dan Tabrani).
“Bahkan, kita juga disunahkan untuk berpuasa dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah. Bagi yang keberatan berpuasa dari tanggal 1 hingga 9, maka usahakan tidak terlewatkan puasa hari Arafahnya saja yaitu tanggal 9. Karena puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa selama dua tahun, yaitu setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya,” ucap KH Bukhori.
Sedangkan pada hari Kesepuluh Dzulhijjah, kita diperintahkan untuk melaksanakan sholat Idhul Adha, lalu diteruskan dengan menyembelih hewan Qurban. Menyembelih hewan Qurban hukumnya sunah muakkadah bagi yang mampu. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Artinya: “Barang siapa yang mempunyai kelonggaran kemudian tidak berqurban, maka jangan dekati tempat shalat kita”.
Oleh karenanya, lanjut KH Bukhori, bagi yang telah berniat melaksanakan qurban diperintahkan untuk tidak tidak memotong kuku, rambut dan yang berkaitan dengan kulitnya semenjak masuk bulan Dzulhijjah.
Artinya: “Diriwayatkan dari Ummu Salamah berliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Jika telah masuk Sepuluh hari pertama dan berkeinginan untuk berqurban, maka jangan ambil (potong) rambutnya, kulitnya maupun kukunya”.
“Selain itu, kita juga ditekankan untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa. Karena perbuatan dosa pada bulan Haram dosanya berlipat ganda. Meskipun perbuatan dosa kapan saja dilarang. Akan tetapi pada bulan Dzulhijjah yang merupakan salah satu dari Empat bulan Haram, lebih ditekankan untuk meninggalkan perbuatan dosa,” katanya sebagimana disebutkan dalam Qur’an Surat at-Taubah ayat 36:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ
Artinya : “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah SWT ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah SWT pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu mendzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, …”. (QS. at-Taubah [9]: 36)
“Nah, itulah diantara keutamaan Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Yang tentu saja sangat banyak dan tidak mungkin kita sebutkan satu-persatu. Semoga dapat kita ambil manfaat dan kita diberikan kemudahan oleh Allah SWT untuk mempraktikkan amalan – amalan tersebut pada kesempatan yang sangat berharga ini. Aamiin,” pungkasnya dalam kajian yang mendapat perhatian dari para jamaah Masjid Istiqlal. □ RED/AGUS SANTOSA