BEKASI (POSBERITAKOTA) □ Agar tetap berada di jalan yang benar dan tidak gagal dalam kehidupan, maka perlunya kita bermuhasabah. Caranya pun sangat sederhana dengan melakukan instropeksi diri. Lantas, apa yang perlu diingat dan diperiksa? Sebab, dari kesemua itu merupakan empat perkara yang bakal diperiksa, setelah kematian.
Begitulah pembuka khutbah KH Pipin Suali saat tampil sebagai khotib pelaksanaan sholat Jum’at berjamaah di Masjid Jami Al-Azhar Jaka Permai, Kota Bekasi, Jumat (5/8/2022). Untuk imam sholat adalah Ustadz HM Syariduddin, sedangkah muhazin dipercayakan kepada Ustadz M Syamsudin Salim.
“Dengan bermuhasabah, selalu intropeksi diri, tentu agar kita tidak gagal dalam kehidupan. Bisa tetap berada di jalan yang benar,” tuturnya dihadapan kurang lebih 500-an jamaah yang rutin hadir dalam pelaksanaan sholat Jum’at.
Menurut KH Pipin Sauli, mumpung masih diberi umur panjang oleh Allah SWT, maka periksalah umur kita masing-masing saat ini. Kemudian, renungkan kapan bakal berakhir? Cepat atau lambat, kematian itu pasti akan mengena atau menimpa kita.
Selanjutnya bahwa kita pun tidak akan pernah tahu kapan hari akhir. Karena itulah, periksalah umurmu. Sudah umur piro (berapa) sekarang? Misalkan, ada seseorang bisa mencapai usia 80 tahun dalam kehidupannya. Setelah datang kematian, pasti akan ditanya empat perkara.
“Buat apa saja umurmu selama 80 tahun? Karena saat di Padang Maghsar nanti, pasti kita butuh pertolongan. Nafsi-nafsi, siapa pun, tak bakalan ada yang bisa menolong kita. Baik itu saudara maupun istri kita. Sedangkan yang bisa menolong adalah amal-amal kita. Makanya, makmurkanlah masjid,” ulas KH Pipin Suali.
Sedangkan dari keempat yang bakal diperiksa dari diri kita setelah kematian, salah satunya adalah perihal sholat kita. “Makanya, ambilah waktu yang terbaik. Jaga sholatmu, terutama untuk sholat fardhu 5 waktu jangan sampai terlambat. Juga jangan remehkan sholat, harus beres,” sarannya.
Melanjutkan khutbahnya, KH Pipin Suali mengatakan dalam sholat kita sekalian meminta pertolongan kepada Allah SWT. “Jika kita sudah dekat dengan Allah SWT dan memanggil nama-NYA, misalkan saat kita mau tenggelam di laut, Allah SWT pun akan cepat mendengar permohonan tolong kita,” paparnya.
Tidak hanya masalah sholat saja, menurut dia lagi, periksa juga hati kita. “Sikapi ujian yang datang dari Allah SWT. Semakin diuji, seharusnya kita semakin dekat dengan Allah SWT. Jadi, jangan kemudian mata dan hati kita, justru tertutup oleh kalimat Laa ilaha Illa Allah,” urainya, lagi.
Pada sisi lain, ditambahkan KH Pipin Suali, perbaiki pula hubungan dengan sesama. Yang lebih utama lagi yakni dengan orangtua dan keluarga. Jangan sampai terputus tali silaturahmi. Mintalah maaf terlebih dahulu, meski apa yang kita lakukan, bukan tujuan untuk menyakiti hatinya.
Sementara itu dalam masalah amal ibadah sebagai ‘tabungan‘ setelah kematian nanti, banyak hal yang bisa dilakukan. Perbuatan baik tersebut, menurutnya, tidak hanya berkaitan dengan masjid. “Di lingkungan tempat tinggal, selama berbuat dengan niat kebaikan, insya Allah bakal bernilai pahala atau sebagai amal ibadah kita di dalam kehidupan,” tuturnya.
Sebagai penutup, kata KH Apin Suali, mengungkapkan apabila diri kita mau memeriksa atau mengingat hal di atas, tidak bakal gagal dalam kehidupan. ■ RED/AGUS SANTOSA