Dari Mualaf Terjun ke Dunia Dai, KOH FIRDAUS SANUSI : Nilai Islam Rahmatan lil Alamin Jadi Inti Dakwahnya

JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Tak sedikit keberadaan Tionghoa Muslim memainkan peran penting dalam perkembangan Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Namun demikian, penjelasan tentang bagaimana peran mereka sebagai salah satu komponen penting dalam penyebaran Islam di Nusantara, masih kurang terekspose di media massa cetak, TV dan media online.

“Sebab, bukti-bukti arkeologis dan antroplogis menunjukkan bahwa kontak budaya antara Cina dengan penduduk Indonesia sudah berlangsung berabad-abad,” ucap da’i muda Ustadz Firdaus Sanusi dalam obrolan santainya, Selasa (01/11/2022).

Tentu saja sebagai da’i muda di kalangannya, ustadz yang akrab disapa Koh Firdaus satu ini, menegaskan justru ajaran Islam yang menonjol adalah konsep kesatuannya yang berakar dari nilai-nilai tauhid.

“Apalagi ini sebuah prinsip penerimaan Tuhan yang akhir dan mutlak. Kehidupan tidak berjalan sendiri-sendiri. Tapi, jadi satu-kesatuan yang utuh. Dan yang utuh itu tidak lain kecuali Islam,” ujar anak ketiga dari empat bersaudara dari Denny Sanusi, seorang mualaf yang pernah menjabat Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) tersebut.

Berikut ini adalah pengakuan blak-blakannya. Lantaran ciri fisiknya yang berkulit putih dan bermata sipit, menjadikan Koh Firdaus kerapkali diragukan bahwa dia seorang muslim. Apalagi dengan peran atau kesibukannya sebagai seorang ustadz atau penceramah (da’i)

“Jujur, saat menentukan sikap menjadi pendakwah, memang bukan pilihan mudah. Tapi, saya yakin, insya Allah dapat berbagi sedikit ilmu. Dimana yang saya punya, khususnya kepada muslim Tionghoa dan masyarakat secara luas,” tutuelr pria bernama Chinesse Zhang En Long ini.

Dijabarkan Koh Firdaus bahwa nilai-nilai Islam Rahmatan lil Alamin menjadi inti dakwahnya. Ia menambahkan kalau seluruh ajaran Islam bermuara pada maslahat, kasih sayang, kedamaian untuk semua makhluk dan seluruh manusia.

“Jelas, Islam itu bersifat universal, global dan menyeluruh untuk semua manusia di dunia. Islam adalah agama dan syari’at penuh kasih sayang, cinta, persaudaraan dan kedamaian,” tegas dia, lagi.

Islam, menurutnya, tidak mengajarkan destruktif; permusuhan dan kebencian. Sebaliknya, semua ajaran dan syari’at Islam bertujuan untuk melahirkan dan mewujudkan maslahat abadi bagi manusia.

“Bahkan Syari’at Islam memiliki maqashid (tujuan) yang abadi, seperti memelihara akal manusia, keturunan, harta, agama dan harga dirinya. Dari sinilah Islam kemudian disebut agama yang rahmatan lil alamin,” paparnya.

Firdaus Sanusi lahir di Jakarta, 1 Januari 1995. Anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Denny Sanusi dan Haryani Iming. Kegemarannya berolahraga badminton, futsal, travelling dan ke pantai.

Ia juga menyelesaikan pendidikannya dari TK hingga SMA di Perguruan Al-Haramain Saudi Academy, Jakarta Timur. Lembaga pendidikan milik Arab Saudi itu mendidik tak hanya warga Saudi, tapi juga warga negara lain, seperti Indonesia dan negara-negara Islam lainnya.

Sedangkan Akademi Al-Haramain yang berkedudukan di Jakarta, bertujuan untuk mengajarkan ilmu-ilmu Islam dan bahasa Arab. Khusus untuk pengajaran bahasa Arab sangat ditekankan di Akademi Al-Haramaian, terutama bagi non penutur bahasa Arab.

Namun saat ditanya mengapa memilih belajar di sekolah berbasis bahasa Arab? Dijawabnya oleh ustadz yang selalu tamp trendy dan fashionable : “Karena saya suka sekali sama bahasa Arab. Semua ilmu ke-Islaman basisnya menggunakan bahasa Arab. □ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri