Di Era Digital 5.0, TANTANGAN UMAT ISLAM & Solusi Alternatif Pemecahannya

OLEH : PROF. DR. H. DAILAMI FIRDAUS, SH LL.M MBA

‎السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

UNIVERSITAS Islam As-Syafi’iyah (UIA) dengan tagline : ‘Integrasi Ilmu dan Agama‘ diorientasikan untuk mencetak Ulama yang Intelek dan Intelek yang Ulama. Artinya, tidak Ulama saja yang hanya melek dengan ilmu keagamaan. Dan, bukan intelek saja yang buta soal agama, tapi keduanya harus bersinergi dan berelaborasi. Harapannya tentu saja agar menjadika alumni As-Syafi’iyah dengan predikat ULUL ALBAB yang senantiasa memadukan antara fikir dan zikir – demi menjalin hubungan yang harmonis dengan Allah SWT dan seluruh umat manusia.

Berkait dengan Revolusi Teknologi yang terjadi saat ini, informasi dan komunikasi serta Revolusi Industri telah membuat Manusia Global seakan menemukan ‘Tuhan Baru’ dalam menyelesaikan kebutuhan hidup mereka.

Manusia Global sangat meyakini seluruh sendi kehidupan dapat diselesaikan secara sains dan teknologi. Tapi, fakta sejarah menunjukkan bahwa kehadiran agama justru menjadi aspek penting, agar terbangun kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

Krisis etika, moral dan akhlak yang terjadi saat ini, pemicu utamanya adalah karena agama tidak dihadirkan ditengah-tengah era sekarang ini. Agama atau Ad-din dalam pandangan Islam adalah aturan, petunjuk, hukum dan syariat – yang Allah SWT berikan kepada kita – umat manusia yakni lewat para Nabi dan Rasul, agar kita memliki hidup yang teratur, damai dan bahagia baik di dunia maupun di akhirat.

ADA BEBERAPA TANTANGAN UMMAT SAAT INI :

YANG pertama adalah tantangan dalam Ranah Ideologi. Samuel Hungtinton dalam bukunya ‘Clash of Civilization’ dan tesis Francis Fukuyama tentang ‘The End of History and The Last Man‘, menyebutkan ancaman serius atas perdaban Barat adalah Islam!

Karenanya, Liberalisasi dan Materialisasi umat Islam harus dilemahkan agar tidak melawan Barat. Sedangkan Materialisme itu adalah paham kebendaan dan falsafah yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, disebabkan oleh atau bersumber pada benda.

Paham ini menolak semua hal yang bersifat ghaib, metafisik dan semua kehidupan diluar materi. Sedangkan Ideologi Liberalisme adalah yang mengklaim bahwa manusia hanya mampu mengetahui hakikat kehidupan dan alam semesta dengan logika akal, bukan dengan wahyu ataupun ajaran agama yang bersifat dogma.

Karena itu pula segala sesuatu dalam kehidupan manusia harus tunduk pada akal, benar salah dan ada atau tidaknya sesuatu ditentukan oleh akal. Ideologi Liberalisme ini justru lahir dari dasar filsafat Yunani yang dimunculkan oleh Sokrates dan Aritoteles yang merupakan murid dari Plato.

Selanjutnya, Ideologi Ateisme atau Sekularisme. Ateisme adalah paham yang berangkat dari filsafatketidakadaan‘, dasarnya adalah pengingkaran terhadap atau pada Tuhan Sang pencipta. Jadi, hampir sama dengan Materialisme. Bahkan paham ini mengklaim bahwa alam semesta ada tanpa penciptanya, dimana bahwa materi adalah abadi dan materi adalah pencipta dan makhluk itu sendiri. Ideologi ini dibangun dari Filsafat, Sekularisme, Komunisme dan Darwinisme.

Sedangkan Sekularisme adalah : “Ideologi yang berpendirian bahwa agama tidak boleh dimasukan dalam urusan politik, negara atau institusi publik”. Paham ini muncul pertama kali di Eropa, sebelum revolusi Perancis di tahun 1879 dan kemudian menyebar ke seluruh dunia.

Agama dalam pandangan Sekuler melahirkan keterbelakangan dan kemunduran umat manusia. Agama menurut Sekularisme, mestinya hanya mengurus hidup manusia dengan Tuhan, tidak boleh mengurus kehidupan manusia dengan Kehidupan Dunia, apalagi Negara.

Selanjutnya, Ideologi Komunisme. Komunisme itu adalah pemikiran atau Ideologi Ateis yang menganggap materi adalah segalanya! Ideologi ini didirikan oleh Karl Marx dan Frederik Anggle. Tokoh-tokoh besar Komunisme menyebarkan ideologi ini diseluruh dunia dengan kekerasan dan darah, kediktatoran dan pembantaian umat manusia yang tak berdosa.

Namun di Indonesia, PKI telah melakukan pemborontakan di Madiun pada tahun 1948 dan Gestapu PKI di tahun 1965 yang berusaha merubah Pancasia menjadi Komunis. Selain Ideologi, tantangan berat lainnya yang dihadapi oleh agama-agama dan termasuk Islam adalah tantangan Sains Modern dan SDM umat Islam.

Produk Sains Modern adalah semua alat teknologi canggih yang ada saat ini – mempengaruhi gaya hidup dan cara manusia bekerja, seperti; Internet, Smart Phone, Komputer, kendaraan canggih dan sebagainya. Bahkan, kemajuan di bidang ini melahirkan era Disrupsi Informasi yang akan membunuh siapa saja yang tidak berinovasi.

Kalau kita berbicara soal sumber daya manusia (SDM) berdasarkan riset dari Bank Dunia tahun 2018, Indeks Sumber Daya Manusia (Human Capital Index/HCI) Indonesia, berada pada peringkat 87 dari 157 negara.

Nilai HCI Indonesia adalah 0,53 tertinggal dari beberapa negara Asia Tenggara. HCI pada dasarnya adalah ukuran bagaimana kondisi pengetahuan, ketrampilan dan kesehatan untuk dapat mendukung produktivitas SDM.

BAGAIMANA SIKAP UMAT ISLAM MENGHADAPI SEMUA TANTAGAN DI ATAS?

PERTAMA yang harus disadari bahwa Islam sebagai agama sempurna dan yang berasal dari Allah SWT telah memberikan semua bimbingan dan panduan kepada umat Islam dalam menghadapi semua tantangan. Islam adalah agama sempurna yang mengatur seluruh dimensi kehidupan manusia, karenanya ajaran Islam tidak hanya mengatur masalah ibadah dan moral saja. Islam bukan hanya mengatur sholat dan puasa saja! Tetapi, Islam mengatur seluruh segi kehidupan manusia! Akidah, syariah, akhlak, muamalah, hukum, politik, ekonomi, pendidikan, pertahanan dan sistem keluarga!

Banyak kaum Liberal dan Sekukler yang ingin mengecilkan peran Islam, juga ingin mengecilkan nilai Islam, maka mereka bermain dengan kata-kata. Sangat tidak betul, kalau ada orang yang mengatakan bahwa Islam itu agama pendatang dan agama yang datang dari Arab.

Mereka mengatakan Islam ini pendatang dari Arab, maka Islam itu harus di Indonesiakan. Islam itu harus di-Nusantara-kan. Ini adalah permainan kata-kata yang sangat berbahaya. Kenapa sangat berbahaya? Karena dulu Nabi, pada saat diutus pertama kali oleh Allah SWT ke tengah bangsa Arab, bukan untuk meng-Arab-kan Islam, tapi untuk meng-Islamkan Arab.

Nabi tidak pernah meng-Arabkan Islam. Sebab, Nabi itu tugasnya meng-Islamkan bangsa Arab dan seluruh Suku Bangsa di Dunia. Jadi, dulu Nabi meng-Islamkan Arab, bukan meng-Arabkan Islam. Kita jangan mengkerdilkan Islam dengan mengatakan Islam itu agama Arab. Islam itu agama dari Allah SWT, bumi ini ciptaan Allah SWT, bumi ini milik Allah SWT – sehingga di manapun Islam hadir di atas bumi ini – Islam tidak pernah menjadi pendatang.

Oleh karenanya, ini penting sebagai pesan kepada kita semua, khususnya para wisudawan/wati lulusan Universitas Islam As-Syafiiyah (UIA) – mari kita ikuti jalan Islam yang lurus. Dan, tidak mengikuti jalan-jalan lain yang akan mencerai-beraikan kita. Sesuai dengan tegas Allah berfirman dalam surah al-An Aam ayat 153 :
‎وَأَنَّ هَـٰذَا صِرَ ٰ⁠طِی مُسۡتَقِیمࣰ
‎ا فَٱتَّبِعُوهُۖ
‎وَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلسُّبُلَ
‎ فَتَفَرَّقَ بِكُمۡ عَن سَبِیلِهِ
‎ۦۚ ذَ ٰ⁠لِكُمۡ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus (Islam). Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan lain (agama dan ideologi lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu, agar kamu bertakwa.” (***)

(PENULIS adalah Ketua Yayasan Perguruan Tinggi As-Syafi’iyah/UIA, anggota DPD RI/Senator DKI, cendekiawan Muslim dan tokoh masyarakat Betawi)

Related posts

Rasanya Sulit Tembus 51 Persen, PILKADA JAKARTA 2024 Bakal Melalui Dua Putaran

Siapa Lebih Unggul di Pilkada Jakarta, DUEL STRATEGI Tim Sukses Prasetyo Edi Marsudi versus Ahmad Riza Patria

10 Tahun Era Jokowi, PERS NASIONAL Darurat Kelembagaan – Krisis Identitas & Expansi Bisnis Masif Kurang Etika