DEPOK (POSBERITAKOTA) □ Di dunia penyiaran Indonesia telah lahir sebuah kanal baru bernama Indonesiana TV. Kanal yang khusus mengangkat soal budaya Indonesia ini memfokuskan penayangannya di dunia maya. Kanal ini merupakan produk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang telah diluncurkan tahun lalu oleh Menteri Dikbudristek Nadiem Makarim. Bahkan secara khusus, kanal ini menampilkan segala jenis budaya yang ada di Indonesia. Tentu dalam berbagai format tayangan. Mulai dari film cerita, dokumenter hingga musik.
Kanal Indonesiana TV didiskusikan kembali hari Sabtu (8/4/2023) kemarin, di Makara Art Center (MAC) Universitas Indonesia, Kota Depok, Jawa Barat. Terlibat dalam diskusi saat itu perwakilan Indonesiana TV Chandra Endroputranto, sutradara Nia Dinata dan bertindak sebagai moderator adalah Gunawan Wicaksono. Diskusi yang diadakan sejak sore hingga menjelang adzan Maghrib.
Kanal Indonesiana TV sendiri, menurut Dirjen kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid, yakni merupakan salah satu bentuk jawaban atas begitu kayanya budaya yang ada di Indonesia. Menurutnya, dengan lebih dari 17.000 pulau, 1.300 suku dan 718 bahasa daerah, Indonesia adalah negara yang tangguh dan tumbuh dalam keberagaman sehingga sangat besar potensi yang bisa dikembangkan.
“Partisipasi yang diharapkan adalah seluas mungkin, di semua kanal. Kita betul-betul ingin melihat karya dan ekspresi dan mencari produksi yang keren-keren di seluruh daerah,” ujar Hilmar Farid.
Sedangkan Chandra Endroputranto dan Nia Dinata lebih banyak berbicara tentang penting arti kehadiran Indonesiana TV. Menurut Nia, para sineas maupun kreator film di Indonesia akan merasa bebas berekpresi tanpa terbebani biaya produksi, rasa cemas laku atau tidak di pasaran. Sehingga akhirnya tercipta karya idealis, potensial, harmonis, serta berkualitas.
“Kanal Indonesiana menjadi tolok ukur pekerja kreatif (seni budaya) supaya tidak takut lagi menciptakan karya idealis, tinggi nilai budaya, dan sejarah tentang Indonesia,” ucap Nia.
Sementara itu tentang program Ngabuburit Budaya Makara Art Center UI sendiri, adalah merupakan ekspresi budaya di dalam Bulan Suci Ramadhan. Kepala MAC UI Dr. Ngatawi Al zastrouw, S.ag.,M.si, menegaskan bahwa Ramadhan bukan hanya ritual agama, tetapi juga telah menjadi peristiwa budaya yang dapat menyatukan berbagai keragaman yang ada di negeri ini.
Hal ini dibuktikan dengan keterlibatan masyarakat dengan latar belakang tradisi dan agama yang berbeda, dalam aktivitas Ramadhan. “Kehadiran Ramadhan tidak hanya membahagiakan umat Islam, tetapi seluruh warga bangsa dapat merasakan suka-cita karena hadirnya bulan suci ini. Ramadhan membuktikan spirit Islam yang rahmatan lil’alamin,” kata Zastrouw.
Acara diskusi berlangsung menarik, terlebih diseling oleh hiburan tarian oleh kelompok Ayodiapala Cabang Fakultas Budaya UI yang menampilkan tarian oleh anak-anak berjudul “Wak Wak Gung”.
Menjelang datangnya saat berbuka puasa, tampil penyair Jimmy S. Johansyah membacakan sebuah puisinya, yang membuat para mahasiswa yang menghadiri acara diskusi menjadi larut di dalam larik-larik puisi yang dibacakan. ■ RED/HANNOENG M. NUR/EDITOR : GOES