JAKARTA (POSBERITAKOTA) ■ Kepada seluruh elemen masyarakat diminta agar jangan gampang percaya dan mudah terprovokasi oleh penyebaran berita hoask (kabar bohong-red). Karena, menjelang atau memasuki musim Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, maraknya penyebaran berita bohong justru dapat merusak sendi-sendi kehidupan di masyarakat.
Hal tersebut diingatkan Ketua DPD Sekretariat Bersama Wartawan Indonesia (SWI) Bekasi Raya, Agus Santosa dalam acara silaturahmi dan halal bihalal DPD SWI Bekasi Raya, di Grand Galaxy City Kota Bekasi, Minggu (7/5/2023).
“Masyarakat kita yang pluralis sangat rawan terprovokasi oleh ujaran kebencian dan isu SARA. Apalagi hal itu mudah terdorong terlibat dalam aksi-aksi yang meresahkan,” ujar Agus.
Pada tahun 2024 mendatang, lanjut proprietor POSBERITAKOTA.COM, jelas menjadi momen politik penting karena ada Pemilihan Presiden/, Wakil Presiden, Anggota DPR RI, DPD RI, dan DPRD Tk I/Tk II yang diadakan secara serentak. Selanjutnya diikuti pelaksanaan Pilkada (Pemilihan Kepada Daerah).
“Seiring dengan hal itu, berita bohong (hoaks), ujaran kebencian (hate speech) dan dis-informasi bakal banyak bermunculan. Dari situ dampaknya bisa memicu prasangka serta terjadinya tindakan kekerasan,” tegasnya, lagi.
Karena itulah di dalam rangka memberi edukasi kepada masyarakat, ditambahkan Agus, pihaknya beserta jajaran pengurus DPD SWI Bekasi Raya, akan menggelar diskusi/dialog interaktif bertajuk ‘Hoaks & Kenduri Demokrasi’.
Melalui forum tersebut, pihaknya berusaha mempertemukan berbagai elemen masyarakat, organisasi/lembaga serta kalangan media massa untuk bersama-sama menciptakan ruang digital yang sehat, aman dan konstruktif.
Sedangkan dari acara dialog interaktif itu nantinya, diharapkan dapat memberi ruang penyadaran. Selain itu juga dapat mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette). Tujuan utamanya adalah memberi edukasi dan sosialisasi, mengingatkan seluruh elemen masyarakat agar bijak menggunakan sosial media (Sosmed). Juga termasuk menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan dan sanksi pelanggaran pidana.
“Hoaks dan ujaran kebencian tak hanya merusak akal sehat calon pemilih. Namun juga mendelegitimasi proses penyelenggaraan Pemilu itu sendiri. Lebih parah lagi, mampu merusak kerukunan masyarakat yang mengarah ke dis-integrasi bangsa,” tambahmantan wartawan Harian Pos Kota tersebut.
Untuk pelaksanaan acara, DPD SWI Bekasi Raya mengandeng Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan. Sebuah lembaga nirlaba yang selama ini banyak melakukan berbagai kegiatan sosial, seni dan budaya.
Untuk acara dialog interaktif bertajuk ‘Hoaks & Kenduri Demokrasi‘ akan menghadirkan sejumlah narasumber para praktisi dari berbagai disiplin ilmu. Termasuk fungsionaris partai, pimpinan partai, pengamat politik, pendidik, psikolog, pakar informasi, pejabat negara, artis film, sinetron, penyanyi serta para seniman yang menjadi konstituen partai.
DPD SWI Bekasi Raya merupakan wadah para jurnalis yang berkompeten, profesional dan bertanggungjawab dengan lebih mengembangkan jurnalisme marketing.
“Namun begitu, tetap menjalankan fungsi kontrol sesuai kode etik jurnalistik. Juga sekaligus mengembangkan pers industri dengan strategi corporate journalism, praktik jurnalistik perusahaan. Jika kita ingin tetap survive sebagai wartawan,” ujarnya.
Hadir di acara silaturahmi dan halal bihalal antara lain Eddie Karsito (Ketua Umum Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan/Dewan Etik DPP SWI), Didang Prajasasmita (Skalaekonomi.com), R. Iwan Gardiawan KS, Drs I Gusti Made Ardikabudi, Indri Retno Putranti (Humaniora.id), Lukman Firmansyah (Harianbekasi.com) dan H. Yogi Satir Muhammad (SKM Buser). ■ RED/TIM PBK