JAKARTA (POSBERITAKOTA) ■ Ada nama Joko Widodo yang tiba-tiba mencuri perhatian publik, seusai mendaftarkan diri sebagai bakal calon legislatif (Bacaleg) pada Pileg 2024 ke Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Provinsi Jambi. Bahkan, sosok tersebut maju jadi Bacaleg melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Sedangkan nama Joko Widodo dimaksud, tentu saja bukanlah Presiden ke-7 RI, melainkan kader dari partai berlambang Ka’bah. Secara kebetulan dalam kesehariannya, kader PPP tersebut juga akrab disapa dengan panggilan nama ‘Jokowi‘.
Sementara itu pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, menilai bahwa kesamaan nama dengan kepala negara tersebut, memang tidak secara otomatis mengatrol elektabilitas Bacaleg PPP yang bernama Joko Widodo tersebut.
“Jadi, saya pikir kemiripan nama itu, lebih pada faktor kebetulan saja,” kata Wasisto kepada POSBERITAKOTA, Kamis (16/5/2023).
Pada bagian lain, Wasisto juga menambahkan bahwa elektabilitas partai politik (Parpol) sangat ditentukan dari soliditas di internal partai, yakni saat menghadapi dinamika politik khususnya menuju Pemilu 2024.
Menurutnya selama 4 tahun belakangan ini, PPP diterpa berbagai kisruh internal. Mulai dari kasus hukum hingga pergantian pucuk pimpinan di Partai berlambang Ka’bah. Bahkan tergolong partai politik tertua di negeri ini. Namun dalam setahun terakhir, PPP mengukuhkan sejumlah kebijakan berani dan solid mengambil peran serta langkah dalam berpolitik.
“Nah, saya pikir faktor internal PPP yang solid, paska diterpa masalah internal menjadi salah satu faktor (naiknya elektabilitas),” tutur Wasisto, lagi.
Seperti diketahui bersama bahwa berdasarkan hasil survei Charta Politika Indonesia, elektabilitas PPP meningkat dan menembus ambang batas parlemen 4,1 persen. Oleh karenanya, ditegaskan Wasisto bahwa melesatnya elektabilitas itu turut dipengaruhi sikap politik PPP yang resmi mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024.
“Saya pikir itu memang ada pengaruh. Namun perlu dilihat tren positifnya ke depan. Tren kenaikan elektabilitas paska dukungan pada GP (Ganjar Pranowo),” pungkas Wasisto. □ RED/AGUS SANTOSA