Cuaca Panas Bisa Menguntungkan, PETANI GARAM INDRAMAYU Genjot Produksi tapi Sayang Harga Jual Jeblok

INDRAMAYU (POSBERITAKOTA) – Cuaca panas dalam beberapa waktu terakhir ini cukup menguntungkan para petani yang tengah memproduksi garam di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Wajar mereka terus menggenjot produksi semaksimal mungkin.

Musim produksi garam tahun 2023 ini diakui secara kualitas dan kuantitas semakin baik. Namun sayangnya, hal itu tidak diimbangi oleh naiknya harga jual garam di tingkat petani.

Pada saat awal masa panen, harga garam sempat melejit Rp 5 ribu per kilogram (Kg). Tetapi sekarang, harga garam bergerak turun hampir separuhnya sehingga menjadi Rp2.500 per Kg.

Para petani garam di Desa Tanjakan Kecamatan Krangkeng dan Desa Santing Kecamatan Losarang sejak beberapa waktu belakangan ini terlihat terus menggenjot produksi garam. Dua desa di pesisir utara wilayah Kab. Indramayu, Jabar ini dikenal sebagai daerah penghasil atau sentra produksi garam.

Puluhan hingga ratusan petani garam khususnya di Kabupaten Indramayu setiap memasuki musim kemarau seperti saat ini ramai-ramai terjun mengolah lahan mereka sebagai kawasan produsen garam.

“Bertahun-tahun masyarakat Desa Santing Kecamatan Losarang mempunyai keahlian memproduksi garam,” terang Yatno, 43 warga KecamatannLosarang. Dari hasil produksi garam itu katanya para petani mampu mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya.

Apalagi saat ini hasil produksi garam sedang membaik. Ditunjang cuaca terik membuat kualitas dan kuantitas garam semakin maksimal.

Kata Yatno, kualitas garam dikatakan baik apabila kondisinya bersih dari kotoran seperti pasir atau lumpur dan sampah. Selain itu, butirannya tampak kasar. “Semakin kasar butirannya kualitasnya semakin bagus dan tentu saja harganya semakin tinggi,” katanya.

Petani garam lainnya Darmin, 51 warga Blok Cilet, Desa Karanganyar, Kecamatan Kandanghaur mengemukakan, pada saat awal panen garam, harga jual garam produksi petani khususnya di Blok Cilet lumayan tinggi mencapai Rp 5 ribu per Kg. Namun, katanya belakangan harga garam di tingkat petani atau produsen berangsur-angsur turun menjadi Rp2.500 per Kg.

Penyebab penurunan harga garam itu lanjut Darmin karena beberapa daerah sentra produksi garam baik di Pulau Jawa dan Madura mulai memasuki masa panen garam. Sehingga stok garam melimpah dan harga jual menjadi turun mengikuti hukum ekonomi.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Indramayu, Edi Umaedi mengemukakan, Alhamdulillah melalui Surat Keputusan (SK) Bupati kita telah menetapkannya sebagai Kawasan Minapolitan (Tambak Garam).

Dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu telah, sedang dan terus dilakukan. “Beberapa sentra telah dibangunkan GGN (Gudang Garam Nasional ), GGR (Gudang Garam Rakyat ), Infrastruktur (jalan produksi dan saluran ), percontohan tunnel dan washing plant. ® [RED/TARYANI/ EDITOR : GOES]

Related posts

Getarannya Terasa Hingga ke Jakarta, KABUPATEN GARUT Diguncang Gempa 6,5 Magnitudo & Tak Berpotensi Tsunami

Tercatat Sebanyak 340 Kasus, BUPATI NINA AGUSTINA Beberkan Penderita Kanker Payudara & Serviks di Indramayu Cukup Tinggi

Gencar Melaksanakan Silaturahmi, POLSEK GANTAR INDRAMAYU Antisipasi Gangguan Kamtibmas