JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Tak hanya memiliki pengkayaan dalam bahasa gambar (visual), karya film berjudul ‘Jendela Seribu Sungai‘ yang disutradarai Jay Sukmo, juga sarat menukil soal filosofi kehidupan secara umum dan patut menjadi renungan bagi siapa pun. Padahal, film bergenre anak-anak tapi pas untuk keluarga ini, sungguh enteng berisi bicara soal kearifan lokal Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Di film tersebut sangat runut menggambarkan arti sebuah nilai persahabatan, termasuk cita cita demi mewujudkan impian. Ada sosok Arian, Kejora dan Bunga – ketiganya bocah yang begitu tulus bersahabat, baik di lingkungan sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Mereka punya cita-cita sendiri, namun nyaris terhalang oleh kekukuhan hati atau larangan orangtuanya.
Yang pertama adalah Kejora, gadis cilik alias pelajar SD kemudian tumbuh menjadi anak tanpa kehadiran ibunya yang meninggal ketika melahirkan dirinya. Sang Ayah trauma, sampai akhirnya tak mau mensupport Kejora yang ber cita-cita menjadi seorang dokter.
Yang kedua yaitu sosok Arian, sahabat satu sekolah Kejora. Sejak kecil sudah bercita cita ingin meneruskan karir ayahnya sebagai seniman Karinding. Tapi, Sang Ayah menganggap kalau seniman Karinding kurang bergengsi. Bahkan meminta agar Arian kelak bisa bekerja sebagai PNS, karena bakal memiliki gaji tetap dari negara.
Yang ketiga merupakan sosok Bunga. Gadis cilik nan cantik dari keluarga berada. Dihadapkan pada keterbatasan fisik dan mental yakni alias sebagai penyandang disabilitas. Meski memiliki bakat menari dan punya keinginan keras, lagi-lagi orangtuanya tak mau jika Bunga tampil dalam sebuah pertunjukkan menari. Kenapa? Karena, bakal jadi bahan ‘olok-olok‘ orang lain.
Menariknya dari ketiga bocah yang bisa saling mensupport itu, sangat menyentuh kalbu dan bahkan menyiratkan rasa bangga bagi penonton. Rangkaian ceritanya begitu mengalir – bak daerah Banjarmasin (Kalsel) yang merupakan Jendela Seribu Sungai (judul film itu sendiri).
Tentunya dengan latar belakang keindahan Provinsi Banjarmasin yang membuat penonton sangat terhibur. Karena, ceritanya itu sendiri memotret anak-anak yang tengah memperjuangkan cita-citanya. Meski demi memujudkan mimpinya, tiga sekawan anak-anak tersebut, sempat terkendala oleh keinginan orangtua masing-masing.
“Nah, bagi saya cerita dalam film Jendela Seribu Sungai ini, jelas sangat menginspirasi. Lebih lagi mengangkat kampung halaman saya yang indah. Yang jelas, film ini layak untuk ditonton keluarga Indonesia,” kata Olla Ramlan, Senin (17/7/2023) saat hadir dalam acara nonton bareng (Nobar) di bioskop XXI Plaza Senayan Jakarta Pusat.
Diakui Olla saat terlibat atau menjalani syuting film ‘Jendela Seribu Pulau’ yang diproduksi Radepa Studio dan Pemerintah Kota Banjarmasin, sangat berat dan penuh tantangan. “Berat karena medan atau lokasi syutingnya. Tapi, aku menikmati banget. Apalagi syuting di Banjarmasin yang merupakan daerah atau tanah kelahiran aku ya?” Begitu tegasnya, lagi.
Seperti diketahui bahwa film tersebut, disadur dan diangkat berdasarkan novel dengan judul sama ‘Jendela Seribu Sungai’ karangan dari Miranda Seftriana dan Avesina Soebli. Untuk bidang penyutradaraan dipercayakan kepada Jay Sukmo. Sedangkan Aris Muda Irawan selaku produser dari film ini.
Bahkan, film ini sengaja diproduksi sebagai up aya memperkenalkan ‘ikon’ dari Daerah Banjarmasin, karena kepemilikan sungai yang panjang dan membentang. Karena itulah, Pemerintah Kota Pemkot) Banjarmasin bekerjasama dengan Radepa Studio. Antara lain melibatkan aktor, aktris serta pemain : Mathias Muchus, Aryo Wahab, Baim Imran, Olla Ramlan, Agla Artalidia (Bu Sheila), Ajil Ditto (Arian dewasa), Sheryl Drisanna (Bunga), Halisa Naura (Kejora) dan Bima Sena (Arian). © [RED/AGUS SANTOSA]