27.8 C
Jakarta
29 April 2024 - 05:49
PosBeritaKota.com
Megapolitan

Curhat ke Pj Gubernur DKI, WARGA RUSUN CINTA KASIH TAU CHI CENGKARENG Ngaku Kini Sudah Hidup Lebih Layak

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Langkah penataan kawasan lingkungan dan tata kota di Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang terus berkembang, lambat laun tengah membuahkan hasil. Termasuk membawa manfaat cukup besar bagi warga, salah satunya adalah yang terdampak pembangunan. Bahkan, sinergi lintas sektor merupakan kunci suksesnya pembangunan kota serta peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Salah seorang warga yang kini tinggal di rumah susun (Rusun) Cinta Kasih Buddha Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat yang bernama Daqnas Al Akhtur Ally, menyampaikan bahwa dirinya merupakan salah seorang terdampak relokasi oleh Pemerintah DKI Jakarta pada saat itu.

Diakuinya tidak hanya merasa lebih aman dan nyaman. Ia juga mengaku bahwa saat ini kehidupannya justru jauh lebih baik, jika dibandingkan ketika masih tinggal di tempat sebelumnya. Seandainya ia bersama keluarga tidak mengikuti anjuran Pemprov DKI, bisa jadi, kehidupannya belum tentu lebih baik seperti sekarang.

Nggak bisa dipungkiri bahwa tinggal di Rusun itu jauh nyaman dan lebih manusiawi. Berbeda jika kita harus tidur di tempat rawan. Saat ini tempat tinggal kita layak, bisa bekerja cari nafkah dan hidup jauh lebih tenang,” curhat Daqnas disela kunjungan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono ke Rusun Tzu Chi Cengkareng, Jakbar, Sabtu (26/8/2023).

Bukan hanya Daqnas yang curhat ke Heru Budi dan mengaku sudah hidup lebih nyaman. Nur Triyanto juga menilai selama tinggal di rusun, keluarganya lebih terjaga. Sebab, dulu ketika masih tinggal di bantaran muara, dirinya kerap was-was saat mencari nafkah lantaran dihantui ketakutan tempat tinggalnya tiba-tiba rata dengan tanah.

Malah ketika mau direlokasi Pemprov DKI saat itu, menurut Nur, sempat tidak yakin akan mendapatkan tempat tinggal yang lebih baik seperti sekarang. Hal ini semua berkat keberhasilan Pemprov DKI, karena memang untuk menjaga warganya.

“Jadi, saya bersama keluarga sangat bersyukur bisa tinggal di sini. Selain bisa tidur nyenyak dan hidup nyaman, saya pun bisa fokus cari nafkah dan nggak perlu khawatir lagi. Harus bersyukur karena saat itu saya nurut sama pemerintah. Kehidupan ekonomi pun, alhamdulillah sekarang ini bisa lebih baik,” ceritanya, panjang lebar.

Saat bertemu dengan warga, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono berpesan agar warga penghuni Rusun untuk tetap menjaga lingkungan dengan baik. Sebab, warga rusun adalah bagian yang juga memiliki kewajiban untuk menghadirkan keamanan, kenyamanan dan ketertiban lingkungan.

“Namun pada dasarnya membuat nyaman tempat ada pada penghuninya sendiri. Tapi juga pemerintah pasti hadir untuk masyarakat. Kita bisa bersinergi untuk sama-sama meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ucap Heru Budi.

Untuk tambahan informasi bahwa Jakarta pernah mengalami musibah banjir besar pada awal tahun 2002 lalu dan bahkan meluluh lantakkan pemukiman warga. Sekitar 42 kecamatan di Jakarta terkena dampaknya. Luas genangannya diperkirakan mencapai 24,25 persen atau sekitar 16.041 hektar dari total wilayah Jakarta.

Sedangkan kawasan Kali Angke (Kampung Poglar sampai Kanal Banjir di Jakarta Utara) yang belum dinormalisasi juga menambah parah banjir saat itu. Saat banjir terjadi, sekitar 300 ribu masyarakat Jakarta mengungsi. Kemudian, banyak warga yang diserang penyakit, sebut saja seperti diare dan demam.

Baru setahun kemudian atau tepatnya di tahun 2003, Pemprov DKI Jakarta menjalankan program relokasi bagi warga bantaran Kali Angke sebagai bagian dari upaya pembenahan tata kota. Kala itu, Heru Budi Hartono masih menjabat Kasubag Sarana dan Prasarana Kota Jakarta Utara.

Namun Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kemudian membangun komplek Rusun di Cengkareng, Jakarta Barat yang kebanyakan diisi oleh warga binaan dari bantaran Kali Angke, Kapuk dan daerah-daerah di sekitarnya.

“Ternyata perelokasian masyarakat Kali Angke ke Rumah Susun Cinta Kasih Tzu Chi membawa dampak yang sangat nyata, terutama dalam budaya hidup dan pola pikir. Mereka yang terbiasa hidup di bantaran kali dengan pola hidup yang tidak teratur, kini harus berubah dengan pola hidup yang lebih teratur, sehat dan bersih,” ujar Effendi Anas yang saat itu mewakili Pemprov DKI Jakarta pada (12/1/2009) silam. © [RED/AGUS SANTOSA]

Related posts

Selain Harus Paham Jakarta yang Begitu Majemuk, HAJI BECENG Berharap Penjabat Gubernur DKI Punya Integritas Tinggi

Redaksi Posberitakota

Bikin Tanggul dari Tanah Merah, PEMPROV DKI Naturalisasikan 18 Titik Sungai

Redaksi Posberitakota

Meski Tren Pendatang Menurun, NIRWONO JOGA Bilang Pemprov Jakarta Jangan Main Senang Duluan

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang