JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Beragam masalah disoroti calon anggota (Caleg) DPRD Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dari daerah pemilihan (Dapil) XI yang meliputi wilayah Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banyumas, Ageng Kiwi. Setelah banyak berdialog dengan konstituen (pemilih-red), menegaskan kesiapannya untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Cilacap dan Banyumas.
Menurut Caleg NasDem dengan nomor urut 12 ini, kalau selama ini dirinya masuk atau sudah banyak menemui berbagai kalangan dan elemen masyarakat. Mereka antara lain para petani, peternak, pegiat seni dan budaya, komunitas perempuan serta anak muda alias generasi Milenial atau Gen Z.
“Kenapa pendekatan tersebut harus saya lakukan? Karena sebagai Caleg, saya tekankan ke masyarakat bahwa nanti saya akan menjadi pelayan mereka. Jadi, bukan pejabat. Makanya, saya sungguh sangat prihatin manakala menemukan fenomena money oriented ditengah kehidupan masyarakat saat ini menjelang Pemilu 2024,” tutur Ageng Kiwi kepada POSBERITAKOTA, Jumat (22/12/2023.
Di sisi lain, pria yang juga dikenal sebagai artis dan putra asli asal Cilacap (Jateng), meminta masyarakat harus jeli di dalam memilih pemimpin pada Pemilu 14 Februari 2024 mendatang. Sebab diingatkan Ageng Kiwi, karena waktu lima menit saat berada di bilik suara, bakal sangat menentukan 5 tahun ke depan.
“Sekali lagi perlu saya sampaikan dan ingatkan kepada semua masyarakat. Pokoknya, jangan sampai salah pilih dengan 5 menit. Syukur alhamdulillah hal itu sangat diterima oleh masyarakat luas,” tuturnya, lagi.
Selain itu, Ageng Kiwi juga secara terbuka menyampaikan kepada masyarakat. Sebagai partai perubahan, Partai NasDem memegang prinsip Politik Antimahar. Karenanya, agar hal tersebut turut dipahami dan disupport oleh masyarakat. Tentu saja demi mewujudkan pemimpin yang bersih dan berintegritas.
SIAP PERJUANGKAN EKONOMI & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Dari hasil dialognya saat sosialisasi dan kampanye, Ageng Kiwi pun mencatat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Baik itu yang terkait dengan masalah ekonomi maupun kesejahteaan sosial.
“Untuk di bidang lapangan pekerjaan, saya siap memperjuangkan agar pemerintah tidak mempekerjakan pekerja umur 21-25 tahun saja. Namun masyarakat usia 30-40 bisa dipekerjakan. Jadi, jangan dibatasi usia, jika masyarakat ingin bekerja di pemerintahan,” ungkapnya, panjang lebar.
Kenapa hal itu penting? Dikatakan Ageng Kiwi tujuan supaya dapat memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat di usia produktif. Selain itu lagi, ia juga mencatat permasalahan bantuan untuk Manula, bantuan untuk anak muda, serta dukungan pada para pedagang kecil.
“Tapi, keluhan masyarakat masing – masing daerah itu berbeda. Ada di bidang agraris, pegunungan, daerah laut. Sedang di wilayah Kampung Laut, mereka kepengen ada air bersih. Juga soal pengiriman dari Kampung Laut, agar aksesnya gampang. Termasuk tentang masalah listrik serta jalananan yang luas,” pintanya.
Namun begitu, Ageng Kiwi mengaku sangat bersyukur. Sebab, dirinya dapat diterima oleh masyarakat, dimana dibuktikan dengan antusiasme mereka yang luar biasa. Makanya, dari fakta tersebut perlu sifat keikhlasan dan jangan sungkan-sungkan untuk berdialog serta menyapa masyarakat.
“Insya Allah, saya bisa mendapat kepercayaan dari mereka. Harapannya, jika saya terpilih menjadi anggota dewan, ya harus bisa memegang amanah. Bahkan istilahnya, saya menjadi pelayan masyarakat dan harus siap melayani selama 24 jam,” ucap Ageng Kiwi, mengakhiri. © [RED/AGUS SANTOSA]