SURABAYA (POSBERITAKOTA) – HRM. Khalilur R. Abdullah Sahlawiy saat dikenal dengan gerakan filantropi yang ia inisiasi lewat organisasi Netra Bakti Indonesia (NBI). Ia rutin melakukan gerakan sedekah setiap Jumat di Surabaya dan Gresik. Sementara di Situbondo kegiatan itu sudah ia mulai jauh sebelumnya.
Langkah pria kelahiran Situbondo itu dilandasi filosofi Dabatuka atau Demi Allah Bumi Aku Taklukan untuk Kemanusiaan. Dengan filosofi Dabatuka itu lah ia melakukan penaklukan daerah tambang di Jawa Timur dan daerah lainnya di Indonesia.
“Dengan senandung filosofi Dabtuka, saya berbagi kepada sesama. Di setiap daerah tambang yang saya kelola, pasti saya akan tebar sedekah. Insya Allah, gerakan sedekah ini akan meluas ke daerah Jawa Timur lainnya,” kata pria yang akrab disapa Gus Lilur itu, dalam keterangannya, Selasa (6/2/2024)
Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif versi Forkom Jurnalis Nahdliyin ini memang dikenal sebagai pengusaha nyentrik. Meski pun menguasai sejumlah wilayah tambang di Nusantara, ia tidak terlihat parlente dan eksklusif. Ia justru lebih cenderung egaliter dengan rambut gondrong dan busana kasual.
Namun ada satu ciri khas yang mengidentifikasi dirinya sebagai sosok nahdliyin. Alumni santri Pondok Pesantren Denanyar Jombang ini hampir tak lepas dari kopiah hitam.
“Saya memang begini, lebih senang berpenampilan santai layaknya santri. Kecuali di acara yang memang sangat formal dan protokoler, saya tentu akan menyesuaikan,” ujar alumni UIN Syahid Jakarta itu.
Gaya khas Gus Lilur juga tercermin dari acara tasyakuran pembukaan kantor perusahaan tambangnya, PT Bandar Indonesia Group (BIG) pada 3 Februari 2024. Pembukaan kantor mewah di lantai 10 Gedung Graha Pena Extention, Surabaya itu jauh dari kesan glamour.
Dalam acara resmi itu tampak ratusan santri dan sejumlah kiai dari berbagai daerah di Jatim. Mereka berbaur dengan tamu VVIP seperti Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak dan perwakilan Kapolda Jatim, Irjen Pol Imam Sugianto.
“Tuhan telah memberikan saya kenikmatan tiada tara, contohnya udara yang bisa kita hirup dengan sepuasnya dengan gratis. Karena saat ini saya diberi kenikmatan materi, maka sudah selayaknya saya berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Sebab, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya,” pungkas Gus Lilur. © RED/DID/EDITOR : GOES