Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal, TIGA AMALAN POKOK di Bulan Suci Ramadhan

OLEH : USTADZ MINHAJUL AFKAR SH.I

Apakah semua yang berpuasa pasti bertaqwa? Sebagaimana
Surat al-Baqarah ayat 183:
يَتَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ )

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”.

Kalimat “tattaqun” diawali dengan kalimat la’allakum, laala itu harfu taraji dalam ilmu nahwu, Al-Imam. As-Suyuti berkomentar :  “Setiap ada satu harapan, keinginan besar yang ingin dicapai, tapi diawali dengan kalimat la’ala ini menunjukkan bahwa harapan, keinginan besar itu tidak mungkin bisa dicapai kecuali dengan kesungguhan, keseriusan“.

Ketika Allah menutup perintah puasa dengan “la’ala” seakan memberi pesan “Tidak semua orang yang berpuasa akan mendapatkan kenaikan, memperoleh taqwa. Kecuali orang yang serius, fokus dalam berpuasa, orang yang sungguh-sungguh berpuasanya“.

Maka untuk menunjukkan kesungguhan dalam berpuasa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan 3 (tiga) amalan utama :

1. MENINGKATKAN SHALAT

Meningkatkan shalat dalam hal ini, tidak hanya melaksanakan shalat rawatib (shalat 5 waktu), tetapi menambah shalat-shalat sunah diluar shalat fardu :

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ
صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَهُوَ كَمَنْ قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ
فَهُوَ كَمَنْ قَامَ اللَّيْلَ كُله

Artinya: “Dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa shalat isya berjamaah, seolah-olah ia shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa shalat subuh berjamaah, seolah-olah ia telah shalat seluruh malamnya(HR. Ahmad 409, Muslim 1523, hadis.sahih).

Apa saja shalat-shalat sunnah yang diperintahkan Rasulullah:
مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ
قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ
وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

Artinya: “Barangsiapa menjaga subuh dalam mengerjakan shalat sunnah dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan rumah untuknya di surga, yaitu empat rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat setelah zhuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya dan dua rakaat sebelum subuh (HR. Tirmidzi).

Shalat sunnah dhuha (tiga waktu shalat dhuha, awal dhuha shuruk pahalanya senilai haji dan umrah, jam 9-10 menahan musibah, mengganti pahala dzikir dari panca indra, akhir jam 10 sebelum dzuhur pahalanya mempermudah rizki) dan masih banyak shalat-shalat sunnah yang diperintahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

2. BANYAK BERINTERAKSI DENGAN AL-QUR’AN

Salah satu ciri banyaknya interaksi dengan Al-Qur’an adalah dengan banyak baca Al-Qur’an dan mentadaburi nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an. Banyak pahala dari membaca Al-Qur’an diantaranya sebagai syafaat (penolong bagi yang sering membaca) pada hari kiamat, mendapat pahala berlipat ganda.
عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لا
وسلم
أَقولُ الم حزفٌ وَلكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ.

Artinya: Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an, maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf(HR. Tirmidzi).
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلا
تزلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَه

Artinya: “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-NYA (HR. Muslim No.2699).

3. BERINFAQ

Amalan yang terakhir dari (3) tiga amalan pokok di dalam bulan suci Ramadhan adalah dengan berinfaq.
عَنْ أَنَسِ قِبْلَ يَا رَسُولَ اللهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ

Artinya: “Dari Anas dikatakan, Wahai Rasulullah, sedekah
apa yang nilainya paling utama? Rasul menjawab, “Sedekah di
bulan Ramadhan” (HR At-Tirmidzi).

Wallahu a’lamu bisshawab. © RED/PBK/AGUS SANTOSA

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri