Menggunakan Slogan ‘Penak Jamanku To?’, PRABOWO SUBIANTO Mampu Gabungkan Pola Gaya Kepemimpinan Soekarno – Soeharto & Jokowi

OLEH : SUGIYANTO (SGY) – EMIK

JIKA tidak ada aral melintang, tepatnya pada 20 Oktober 2024 mendatang, Prabowo Subianto bakal dilantik sebagai Presiden RI ke-8. Saya menilai ada potensi Prabowo akan memadukan tiga gaya kepemimpinan Presiden Indonesia pendahulunya masing-masing Soekarno, Soeharto dan Jokowi. Prabowo pun sepertinya mampu menggabungkan karakteristik dan pendekatan dari masing-masing pemimpin ini dalam gaya kepemimpinannya.

Seperti halnya yang ada pada sosok Soekarno, Prabowo memiliki kemampuan retorika yang kuat dan mampu menginspirasi massa dengan pidato-pidatonya yang berapi-api. Soekarno, Presiden RI pertama, dikenal sebagai orator ulung yang mampu membangkitkan semangat nasionalisme dan kebanggaan terhadap bangsa. Untuk hal ini, Prabowo juga tergolong jago berpidato dan menunjukkan komitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan serta memiliki visi besar untuk kemajuan Indonesia, mirip dengan era Soekarno di masa silam.

Namun dari pribadi Soeharto, Prabowo sepertinya akan mengadopsi pendekatan yang berfokus pada stabilitas dan keamanan. Soeharto dikenal dengan kepemimpinan yang kuat dan tegas di dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan negara. Prabowo, tentunya dengan latar belakang militer yang kuat, kemungkinan juga akan menekankan pentingnya ketertiban dan keamanan sebagai fondasi untuk pembangunan nasional.

Sedabgkan dari ketokohan seorang Jokowi, Prabowo belajar tentang pentingnya pendekatan yang lebih dekat dengan rakyat dan pembangunan infrastruktur yang masif. Jokowi dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang merakyat dan fokus pada pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia.

Dalam hal ini, Prabowo juga kemungkinan akan mempraktikkan gaya kepemimpinan yang menunjukkan kepekaan terhadap aspirasi masyarakat dan pentingnya pembangunan infrastruktur sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi.

Jika Prabowo menggabungkan elemen-elemen dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut, maka akan melahirkan pendekatan yang unik dalam memimpin. Kemampuannya dalam berkomunikasi dan menginspirasi seperti Soekarno, fokus pada stabilitas dan keamanan seperti Soeharto serta pendekatan yang merakyat dan fokus pada infrastruktur seperti Jokowi, membuatnya memiliki potensi untuk menjadi pemimpin yang komprehensif.

Malah konteks gaya kepemimpinan yang dikaitkan dengan hasil pembangunan, penting untuk memperhatikan slogan yang muncul di masyarakat beberapa tahun sebelumnya, yakni, “Penak Jamanku To?” atau “Enak Zaman Presiden Soeharto.” Slogan ini sering kali muncul dalam percakapan masyarakat Indonesia, terutama di kalangan generasi yang pernah merasakan masa kepemimpinan Soeharto.

Masyarakat menganggap Soeharto sebagai presiden yang paling berhasil melaksanakan pembangunan di negeri ini. “Enak Zaman Presiden Soeharto” mencerminkan kerinduan sebagian masyarakat terhadap aspek-aspek positif yang dirasakan pada masa mantan Presiden Soeharto, seperti stabilitas, keamanan dan kesejahteraan ekonomi. Sedangkan era Reformasi saat ini dianggap menimbulkan banyak persoalan baru. Dibutuhkan kajian mendalam untuk membandingkan masalah ini termasuk tentang persoalan perubahan atau amandemen UUD 1945.

Dalam konteks ini pada intinya, kepemimpinan Prabowo Subianto yang akan datang, penting untuk meneruskan semua hal-hal dan capaian yang baik dan positif, termasuk memperbaiki berbagai kekurangan yang terjadi. Dengan demikian, negeri ini dapat belajar dari sejarah dan berusaha menciptakan masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan demikian, kepemimpinan Prabowo Subianto dapat dilihat sebagai kombinasi dari karakteristik dan pendekatan yang diambil dari Soekarno, Soeharto dan Jokowi.

Tanpa menghilangkan gaya kepemimpinan presiden lainnya seperti B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Prabowo diyakini juga akan mengadopsi hal-hal positif dari masing-masing pemimpin tersebut. Kondisi ini juga sejalan dengan visi dan misi Prabowo Subianto yang menghormati hasil karya para mantan Presiden RI sebelumnya.

Dengan mengintegrasikan elemen-elemen terbaik dari ketiga pemimpin tersebut, termasuk mantan presiden lainnya, Prabowo berpotensi membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, menggabungkan semangat nasionalisme, stabilitas, dan pembangunan yang merata.

Uraian tersebut di atas adalah gambaran singkat tentang bagaimana kepemimpinan Prabowo mencerminkan pengaruh dari tiga pemimpin besar Indonesia dan para mantan presiden lainnya, menciptakan kombinasi yang unik dan berpotensi efektif untuk memajukan bangsa. © [***/goes]

[PENULIS : SUGIYANTO (SGY) – EMIK adalah Ketua Himpunan Masyarakat Nusantara (Hasrat), kini tinggal di Jakarta)

Related posts

Rasanya Sulit Tembus 51 Persen, PILKADA JAKARTA 2024 Bakal Melalui Dua Putaran

Siapa Lebih Unggul di Pilkada Jakarta, DUEL STRATEGI Tim Sukses Prasetyo Edi Marsudi versus Ahmad Riza Patria

10 Tahun Era Jokowi, PERS NASIONAL Darurat Kelembagaan – Krisis Identitas & Expansi Bisnis Masif Kurang Etika