Wartawan Senior Suara Karya Sadono Priyo Beristirahat dengan Tenang di TPU Rawalele Sudimara Tangerang Selatan

TANGSEL (POSBERITAKOTA) – Sosok pria bersahaja yang juga pintar bergaul di lapangan, B Sadono Priyo telah pergi untuk selamanya. Tak heran jika banyak rekan yang merasa kehilangan wartawan senior Suarakarya.id, terutama bagi peliput di lingkungan Polda Metro Jaya.

Dengan diantar keluarga besarnya dan sejumlah rekan sejawat, Mas Dono – begitulah panggilan akrab wartawan yang berciri khas tubuh gemuk dan tinggi besar, beristirahat dengan tenang di TPU Blok Katolik Jombang, Rawalele, Sudimara, Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (2/10/2024) siang hingga sore.

Nampak istri almarhum, Ny Fairus Husaini yang didampingi kedua putra dan putrinya, terlihat begitu tabah meski ditinggal orang yang dicintai itu untuk selamanya. Prosesi pemakaman berlangsung khidmat dan tanpa kendala.

Untuk prosesi pemakaman bagian pertama adalah upacara Vigili yang berlangsung pada saat upacara kematian. Kemudian dilanjutkan Misa Pemakaman yang merupakan upacara pemakaman tradisional dan terakhir yakni ada ritus penguburan.

Sedangkan TPU Jombang, Rawalele, Sudimara, Tangsel yang terletak persis di pinggir tol menuju Merak, terlihat asri dengan tanaman yang serba hijau. Apalagi mengiringi saat prosesi pemakaman jenazah B Sadono Priyo dan bercuaca sangat sejuk.

Pemakaman jenazah Sadono Priyo yang dikenal sebagai wartawan dan pekerja keras, karena konsisten mendedikasikan lebih dari 30 tahun hidupnya berdinas di Polda Metro, ini dipimpin pastor perempuan. Tepat pada pukul.15.40 WIB, kotak jenazah B Sadono Priyo pun, dimasukkan ke liang lahat.

Patut diketahui bahwa Sadono Priyo meninggal dunia dengan tenang, Selasa (2/10/2024) sore kemarin. Sebelum meninggal dunia, Mas Dono asli kelahiran Semarang, juga merupakan lulusan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, datang ke Kantor PWI Provinsi DKI Jakarta untuk mengikuti rapat pengurus PWI Jaya.

Bahkan sempat ikut bermain tenis meja (ping pong) dengan salah seorang rekan pengurus PWI Jaya. Dikisahkan teman bermainnya, Mas Dono begitu terlihat bersemangat. Malah menang terus dalam tiga set bermain.

Namun setelah berakhir tiga set itu, almarhum mengaku capek alias lelah. Setelahnya malah diserang batuk-batuk dan sesak napas, sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Malah oleh pengurus dan rekan-rekan sejawat, Mas Dono langsung dibawa ke RSUD Tarakan Jakarta dan dinyatakan sudah meninggal dunia.

Karuan saja kepergian Mas Dono yang begitu mendadak sangat mengagetkan teman-temannya. Sehari sebelumnya, Senin malam (1/102024) masih segar bugar, tidak ada tanda-tanda dirinya mengeluh sakit. Kendati sekitar enam bulan lalu, baru saja menjalani operasi jantung dengan pemasangan ring.

Bahkan, saat rapat redaksi di Kantor Suarakarya.id, Eks Perumahan Timah, Jalan Gatot Subroto, Mas Dono mengaku sudah rutin olahraga bersepeda agar sehat, sakit jantungnya tidak kambuh lagi. Namun takdir berkata lain, hanya Tuhan YME yang tahu.

Beberapa bulan lalu, Sadono Priyo pernah dirawat di RS Jantung Jakarta Matraman, Jakarta Timur. Oleh dokter dinyatakan sudah sehat, dan hanya 3 hari dirawat di RSJ Jakarta Matraman.

Sebelum dibawa ke TPU Rawalele, sejumlah pejabat, sejawat Wartawan Polda Metro Jaya serta pimpinan Suarakarya.id hadir di rumah duka Jalan Nuri III, Bintaro, Tangerang Selatan. Karangan bunga duka cita atas berpulangnya Sadono Priyo di rumah duka juga cukup banyak dikirim sejumlah pihak.

“Terima kasih atas doa untuk almarhum Mas Dono. Semoga kehadiran bapak dan ibu menjadi amal ibadah yang berpahala. Aamiin,” kata Ny Fairus Husaini yang terus dijaga putra sulungnya, Rio. ® RED/AGUS SANTOSA

Related posts

DPRD DKI Ingatkan Warga Supaya Tidak Merusak Surat Suara Saat Pencoblosan

KPU DKI Sebut Nama Panelis Debat Perdana Bakal Ditentukan di Teknical Meeting

Pada Saat Jumpa Pers, ANDREW ANDIKA Minta Maaf ke Istri & Anak-anaknya