SEMARANG (POSBERITAKOTA) – Melalui (via) usaha percetakan, Pondok Pesantren Edi Mancoro di Semarang, Jawa Tengah, telah meluncurkan program Inkubasi Bisnis yang bertujuan untuk mendorong kemandirian ekonomi pesantren.
Bahkan, program ini dimulai dengan memberikan pelatihan dan pendampingan bagi santri dalam keterampilan percetakan. Yang di antaranya mencakup desain grafis, produksi dan juga pemasaran.
Sedangkan tujuan utama dari program ini tidak hanya untuk mengasah keterampilan teknis santri. Tetapi juga untuk menanamkan semangat kewirausahaan, sehingga mereka mampu menciptakan peluang usaha sendiri di masa depan. Program ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) untuk meningkatkan kemandirian pesantren di seluruh Indonesia.
Seperti diketahui bahwa Pondok Pesantren Edi Mancoro dikenal sebagai pusat pluralisme, mengedepankan nilai-nilai yang diwariskan oleh almarhum Gus Dur. Pesantren ini sering dikunjungi mahasiswa dan tokoh agama dari berbagai negara yang ingin mempelajari prinsip-prinsip pluralisme yang diterapkan di dalamnya. Malah sejak didirikan pada 1989 oleh KH Mahfudz Ridwan, pesantren ini telah berperan aktif dalam menciptakan dialog antarumat beragama.
Begitu pun tidak jauh dari pesantren, Danau Rawa Pening yang luasnya mencapai 2.670 hektar, menawarkan keindahan alam yang mempesona. Terletak di antara Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran, danau ini menjadi pusat wisata dengan berbagai aktivitas, seperti naik perahu dan menikmati jajanan khas Semarang, seperti Tahu Bakso dan Ting-Ting Gepuk.
Untuk Program Inkubasi Bisnis Kemenag telah berjalan sejak 2021 dan terus mengalami pertumbuhan signifikan. Pada tahun 2021, 105 pesantren menerima bantuan, dan jumlah ini meningkat menjadi 1.524 pada tahun 2024. Hingga kini, total 3.600 pesantren telah terlibat dalam program ini, yang mendukung pembentukan Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP). Saat ini, terdapat 437 BUMP yang beroperasi, memberikan kontribusi pada perekonomian pesantren dan komunitas sekitarnya.
Namun salah satu contoh keberhasilan dari program ini adalah Djitoe Digital Printing, usaha percetakan yang berkembang pesat di Pondok Pesantren Edi Mancoro. Dengan dukungan Kementerian Agama, melalui Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, usaha ini tidak hanya memenuhi kebutuhan internal pesantren, tetapi juga telah menjadi ikon ekonomi lokal. Pimpinan pesantren menyatakan bahwa pihaknya sangat bersyukur atas dukungan Kementerian Agama. Bahkan, Djitoe Digital Printing kini menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Semarang.
Seperti dikatakan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, Dr Basnang Said, S.Ag M.Ag, tujuan utama program ini adalah memperkuat kapasitas ekonomi pesantren agar dapat menjalankan peran mereka secara optimal dalam pendidikan, dakwah dan pemberdayaan masyarakat.
“Yang pasti dari Program Inkubasi Bisnis diharapkan kedepannya dapat menginspirasi pesantren lain untuk mengikuti jejak serupa. Yakni membangun ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar,” tutur Dr Basnang Said seraya menutup keterangannya. ® REL/AGUS SANTOSA