BOGOR (POSBERITAKOTA) – Nama besar yang pernah disandangnya, yakni sebagai pembalap nasional di era 1975 – 1995-an, tak serta merta menjadikan Tinton Soeprapto harus mengalami post power syndrome. Ia kini justru tengah menikmati dari hasil kerja keras, baik itu dari ladang olahraga otomatif maupun sebagai pemilik sejumlah bisnis (usaha-red).
Yang jelas, siapa sangka jika Tinton Soeprapto yang mengaku dibesarkan sebagai ‘Anak Menteng‘ itu, masih terlihat enerjik dan juga bersahaja, meski usianya kini sudah memasuki ke-80 tahun. Bagai tak ada yang berubah, jika sudah berhadapan dengan wartawan/media yang banyak dikenalnya.
Daya ingatnya pun masih cukup bagus, manakala menyebut satu persatu wartawan senior di bidang olahraga yang pernah menjadi mitra saat Tinton Soeprapto menjadi atlet alias pembalap mobil. Baik itu dari Kompas, Tempo, Bola, Sinar Harapan, Pos Kota maupun banyak lagi.
Begitu pun jika memperhatikan gaya komunikasinya. Masih lancar, blak-blakan dan kadang humoris untuk berkisah soal masa lalunya. “Saya ya masih begini ini! Tak perlu ada yang berubah. Tapi, kalau disinggung soal prinsip hidup, saya berusaha agar tetap sehat dan termasuk bisa bermanfaat untuk sesama atau dengan banyak orang,” katanya, membuka obrolan santainya.
Ditemui POSBERITAKOTA.COM dan SUARAKARYA.ID di salah satu bisnis miliknya, Hotel Syariah Lorin Sentul, Bogor, Jawa Barat, Tinton Soeprapto menyambut dengan ramah serta selalu nyambung diajak ngobrol untuk topik apa saja. Mulai dari olahraga, soal Jakarta maupun latar belakang bisnis yang dijalani selama ini. Termasuk kenapa dirinya sampai mendirikan hotel di kawasan Sentul, Bogor.
“Hotel Syariah Lorin di Sentul ini, tak lepas berkat support Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, saat masih jadi Presiden RI. Setelah pernah ikut nonton ajang balap mobil, saya ditanya soal pembalap tamu atau asing dari luar negeri, menginap di mana? Begitu saya bilang menginapnya ya di Jakarta, Pak SBY kaget! Lantas, menantang saya agar bikin hotel di kawasan Sentul, Bogor,” cerita Tinton Soeprapto, apa adanya yang ditemui Sabtu (21/12/2024) malam lalu.
Meski mensyukuri kondisi kesehatan tetap baik, namun Tinton Soeprapto mengaku baru saja menjalani operasi jantung di RS Siloam, pada awal Desember kemarin. Hal itu harus dijalani, juga demi mendapatkan kesehatan.
“Iya, saya baru saja operasi jantung di RS Siloam. Syukur alhamdulillah semua berjalan lancar. Operasi jantung dilakukan oleh dokter spesialis. Bayangkan, dalam setahunnya bisa melakukan operasi jantung terhadap 45O orang. Luar biasa dokter itu,” celetuk Tinton Soeprapto, lagi.
Sedangkan saat masih terbilang muda dan meraih sejumlah prestasi di arena balap mobil, Tinton Soeprapto pernah dipercaya oleh pejabat yang berwenang. Yakni menjadi ketua sejumlah event tingkat nasional. Antara lainnya berkali- kali menjadi Ketua Panitia Peringatan Hari Pahlawan dan juga 4 kali menjadi Ketua Panitia Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN).
Sosok Tinton Soeprapto merupakan putra ketiga pasangan Mayjen Soejatmo dan Koestantinah. Tercatat mengawali kiprahnya dalam balapan melalui balap sepeda pada 1959 dan bergabung dalam Geng Menteng bersama Soebronto Laras, Robert Silitonga, Saksono SA dan Todddy Andreas.
Kemudian mulai menangani Sirkuit Ancol pada 1975 dan mencetuskan pendirian Sirkuit Internasional Sentul pada 1990 bersama putra bungsu mendiang Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra (Mas Tommy).
Tinton menikah dengan Dewi Anggraini dan dikaruniai anak Ananda Mikola dan Moreno Soeprapto. Selain itu mengemban jabatan sebagai Ketua Yayasan Pembela Tanah Air Pusat (YAPETA).
Pada bagian akhir obrolan santainya, Tinton Soeprapto menaruh harapannya terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Ia bilang kedepan Indonesia bakal menjadi negara yang maju. Masyarakatnya aman, tenteram dan sejahtera karena dipimpin oleh presiden yang memiliki kemampuan manajerial kenegaraan yang teruji.
“Apalagi kalangan dunia usaha di Indonesia, sangat berharap di masa pemerintahan Presiden Prabowo, ekonomi tumbuh dengan baik, lapangan pekerjaan terbuka, daya beli masyarakat baik dan menjadi makmur,” pungkasnya. © RED/AGUS SANTOSA