Mesinnya Didatangkan dari Eropa, GUBERNUR DKI PRAMONO Sebut RDF Plant Rorotan Gunakan Teknologi Ramah Lingkungan

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tak mau tinggal diam, terutama di dalam mensikapi keluhan sebagian warga, terkait dampak bau akibat adanya RDF Plant Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara.

Karena itulah, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Asep Kuswanto, mencoba mensikap dengan mencari solusi. Langkah awal dengan melakukan audensi dengan warga yang terdampak bau, Kamis (20/3/2025).

Dikatakan Gubernur DKI yang akrab disapa Mas Pram tersebut, kini teknologi yang digunakan dalam proses pencacahan, pemilahan dan pengeringan yang ada di fasilitas RDF Plant Rorotan, menggunakan mesin yang didatangkan dari Eropa.

Menurut Mas Pram lebih lanjut, terkait penyebab bau tidak sedap yang tercium oleh warga sekitar RDF Plant Rorotan, disebabkan oleh proses commissioning atau ujicoba guna mencari pola operasi yang optimal saat digunakan dari yang menggunakan sampah lama. Padahal, teknologi RDF Plant didesain untuk mengolah sampah baru, sehingga menimbulkan bau yang dirasakan warga sekitar.

“Karena itulah, saya sudah menginstruksikan kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta untuk segera melakukan perbaikan. Setelah melakukan dialog dengan warga, kita sepakat pada radius 4-5 Km dari RDF Plant Rorotan akan dipasang alat pemantau kualitas udara. Sehingga kita bisa membandingkan kualitas udara imbas dampak dari RDF ini atau kualitas udara yang memang karena asap mobil, motor dan lain sebagainya,” paparnya, lagi.

Masih terkait hal tersebut, Pemprov DKI Jakarta bakal bertanggungjawab dengan menanggung biaya pengobatan warga yang terdampak akibat commissioning di fasilitas RDF Plant Jakarta. Baik itu yang menimpa kalangan anak-anak hingga orang dewasa.

Dalam kesempatan yang sama dan untuk menindaklanjuti arahan Gubernur DKI Jakarta, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengutarakan bahwa pihaknya akan mengosongkan sampah lama di dalam bunker yang tersisa 800 ton lagi dalam waktu singkat 3-5 hari kedepan.

Setelahnya, baru pada saat commissioning awal akan dilakukan tanpa sampah terlebih dahulu. Yakni untuk memastikan bahwa semua mesin, proses, bahkan cerobong sudah berfungsi dengan baik. Namun ketika sudah menemukan pola operasi yang optimal mulai memasukan sampah baru secara berkala.

“Jadi, sesuai arahan Pak Gubernur, kami akan memastikan sistem deodorizer pada timbunan sampah di bunker telah beroperasi optimal sepanjang waktu. Termasuk melakukan pengujian kualitas gas buang pada cerobong dan deodorizer, sehingga kualitas gas buang memenuhi baku mutu lingkungan yang berlaku,” janji Asep Kuswanto.

Di sisi lain terkait mobilisasi truk, DLH DKI Jakarta memastikan truk compactor pengangkut sampah telah dicuci sebelum meninggalkan RDF Plant Rorotan. Bahkan melakukan pembersihan jalan di area RDF Plant dan jalan Inspeksi BKT secara berkala dengan road sweeper, guna meminimalisir bau dari air lindi yang menetes.

“Sebagai langkah demi menjaga kualitas udara, kami sudah memasang Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) di dalam area RDF Plant dan di komplek Jakarta Garden City (JGC) beroperasi untuk memantau kualitas udara ambien secara real time dan transparan,” imbuhnya.

Seperti diketahui bahwa DLH DKI Jakarta berkomitmen melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan, pemenuhan baku mutu lingkungan serta pengendalian bau dan asap secara optimal sebelum peresmian RDF Plant Rorotan. © RED/AGUS SANTOSA

Related posts

Di Kwitang Senen Jakpus, KADIN DKI Gelar Acara Tebus Paket Sembako Murah Demi Bantu Ringankan Kebutuhan Warga Jelang Lebaran 2025

Di Kebon Sirih Jakpus, BALKOTERS Kembali Gelar Santunan ke Puluhan Anak Yatim & Dhuafa di Masjid Jami Assuhaimiyah 

Tangani Masalah Sosial di Jakarta, Ketua DPRD DKI KHOIRUDIN Bakal Jalin Kerjasama dengan Puspomad