29.5 C
Jakarta
23 June 2025 - 10:26
PosBeritaKota.com
Syiar

Dalam Khotbah Jumat, USTADZ SAEFUL AZIS : “Taqwa adalah Solusi dari Segala Problem Kehidupan Kita”

BEKASI (POSBERITAKOTA) – Taqwa adalah solusi dari segala masalah dan problem kehidupan kita. Baik itu dalam urusan rumahtangga, bermasyarakat, bertetangga, berbangsa maupun bernegara. Bahkan termasuk sebagai ‘kunci’, agar diberikan keselamatan, ketenangan, kebahagiaan di dunia maupun akhirat. Oleh karenanya, begitu besar peranan taqwa dalam kehidupan manusia itu sendiri.

Gambaran tersebut di atas disampaikan Ustadz Saeful Aziz dalam khotbah Jum’atnya selaku imam dan khotib, dihadapan ratusan jamaah yang memadati Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Gerbang Timur, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jumat 2 Dzulhijjah/30 Mei 2025.

Melanjutkan khotbahnya, Ustadz Saeful Aziz bilang bahwa berapa banyak ayat Al Qur’an yang menyebut dan memerintahkan taqwa. Begitu juga hadits tentang taqwa dan sekaligus menjelaskan tentang hikmah serta manfaat taqwa. Ternyata begitu banyak peranan taqwa dalam kehidupan manusia.

Q.S Attholaq 2-3-4
وَمَنۡ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجۡعَلْ لَّهٗ مَخۡرَجًا ۙ‏ -٢
وَّيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُ ؕ وَمَنۡ يَّتَوَكَّلۡ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسۡبُهٗ ؕ ٣
وَمَنۡ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجۡعَلْ لَّهٗ مِنۡ اَمۡرِهٖ یُسْرًا‏ -٤
وَمَنۡ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يُكَفِّرۡ عَنۡهُ سَيِّاٰتِهٖ وَيُعۡظِمۡ لَهٗۤ اَجۡرًا‏ -٥

Taqwa adalah solusi dari segala masalah dan problem kita baik dalam urusan rumah tangga, urusan bermasyarat dan bertetangga, maupun berbangsa dan bernegara kunci agar diberikan keselamatan, ketenangan, kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat. Begitu besar peranan taqwa dalam kehidupan manusia.

Menurut Ustadz Saeful Aziz, lalu apa makna taqwa ? Definisi taqwa menurut para ulama adalah :

هي امتثال أوامر الله واجتناب نواهيه لا بتغاء مرضات الله

“Menjalankan segala perintah Allah SWT dan meninggalkan larangannya. Juga semata-mata mengharap ridho Allah SWT. Dan, Allah SWT, perintahkan kita sholat. Lalu, kita jalankan, itutaqwa namanya. Allah SWT perintahkan kita puasa, zakat dan kita jalani, itu taqwa namanya,” urainya.

Selanjutnya, disebutkan Ustadz Saeful Aziz, Allah SST perintahkan kita untuk tidak bermaksiat. Melarang berjudi, minuman keras, berzinah dan itu kita tinggalkan, itu taqwa namanya. Allah SWT pun melarang kita untuk fitnah, ghibah, namimah. Dan, itu kita jauhi, itu juga taqwa namanya. .

“Jadi, sangat simple! Taqwa itu menjalankan perintah Allah SWT dan meninggalkan larangannya. Di manapun dan kapanpun, baik di saat kita sendiri maupun di khalayak ramai. Termasuk
ketika di masjid maupun di dalam rumah, ketika di majelis ta’lim maupun di tempat kerja, ketika di depan orang. Kita taqwa, begitu pun saat sedang sendiri, kita harus tetap taqwa,” papar Ustadz Saeful Aziz, masih dalam meteri khotbahnya.

Pertanyaannya kemudian, lalu bagaimana caranya taqwa? Disebutkan Ustadz Saeful Aziz bahwa kalangan ulama menjelaskan bahwa didalam menjalankan perintah Allah SWT yang wajib dan meninggalkan yang haram, maka ingat firman Allah SWT :

اتقوا الله حق تقاته

“Bertaqwalah kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taqwa”.

Dipaparkan Ustad Saeful Aziz, seperti menjalankan sholat 5 waktu tidak ada kompromi, wajib dikerjakan. Bahkan, tidak ada alasan untuk meninggalkannya. Jika sholat berdiri tidak bisa karena sakit, bisa sambil duduk. Atau sambil berbaring dan lain sebagainya. Ketika di perjalanan, bisa dijamak atau qoshor. Begitu juga dalam meninggalkan yang haram, tidak ada kompromi. Miras ituharam, ya tetaplah haram. Sedikit apalagi banyak. Judi juga haram tetaplah haram. Tinggalkan, meskipun iseng atau main-main.

Namun dalam urusan yang sunnah, bagaimana?

Firman Allah SWT :
اتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ

“Bertaqwalah kepada Allah SWT semampunya”.

Lantas, apa saja? “Ibadah-ibadah yang sunnah, kita kerjakan semampu kita. Semakin banyak yang dikerjakan, maka akan semakin besar pula pahala dan kedekatan kita dengan Allah SWT serta menambah kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.

Lalu, siapakah orang yang disebut Taqwa?

“Yaitu seseorang disebut baik taqwanya kepada Allah SWT, tidak hanya dinilai dari bagus ibadah ritualnya. Sholatnya 5 waktu, bagus. Sebab, sholat bagian dari taqwa, karena sholat dibuka dengan kalimat taqwa :

Al Baqarah :

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَۛ فِيْهِۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ

Siapa orang taqwa yang dimaksud ? :

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۙ

Rajin puasanya, bagus karena ayat tentang puasa ditutup dengan kalimat taqwa seperti di surat Al Baqarah 183.

Hajinya sempurna, bagus karena haji adalah bagian dari taqwa
Q.S.ke-2 ayat 197

وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ

“Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah tagwa”

Namun seperti kata Al Qur’an, taqwa bukan hanya karena bagus ritualnya. Tapi, taqwa juga karena bagus dalam konteks ibadah sosial.

Q.S. Ali Imron 133-134

۞ وَسَارِعُوۡۤا اِلٰى مَغۡفِرَةٍ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالۡاَرۡضُۙ اُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِيۡنَۙ‏ ١٣٣

“Bergegaslah kalian untuk mengevaluasi diri. Bermuhasabah dan berharaplah untuk mendapatkan karunia dari Allah SWT, ditempatkan di surga yang luasnya lebih luas dari langit dan bumi. Untuk siapa? Orang-orang yang bertaqwa. Dan, Siapa orang-orang yang dimaksud dalam kalimat ini?”

Ayat 134 :

الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالۡكٰظِمِيۡنَ الۡغَيۡظَ وَالۡعَافِيۡنَ عَنِ النَّاسِ ؕ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الۡمُحۡسِنِيۡنَ ۚ‏ ١٣٤

Dikatakan Ustadz Saeful Aziz, yaitu orang yang mampu berbagi dalam keadaan apapun, penuh perhatian. Dan, sanggup menahan amarah, diprovokasi dia tetap tenang merespon, mencari peluang untuk menyambung silaturahmi daripada perpecahan.

وَالۡعَافِيۡنَ عَنِ النَّاسِ ؕ

“Juga sangat mudah memaafkan. Dia nuga mencari solusi yang terbaik. Dengan mudah memaafkan siapa pun. Wallohu yuhibbul muhsinin. Allah SWT mencintai orang-orang yang berbuat baik,” katanya

Sebagai penutup khotbah Jumat, disebutkan Ustadz Saeful Azis, sebagaimana di bulan Dzulhijjah ini, ada amaliyah-amaliyah yang diperintahkan Allah SWT dan Rosul-NYA.

Ibadah haji, meskipun wajib tapi dilakukan bagi yang diberikan kemampuan. Juga dengan catatan setiap Muslim, wajib niat untuk mengamalkannya. Berusaha semaksimal mungkin, urusan berangkat biarlah Allah SWT yang menentukan

Berqurban, ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Jalani bagi yang diberikan kelapangan rizki. Juga dilakukan dengan ikhlas, tanpa merendahkan mereka yang belum berqurban. Karena, sejatinya kita tidak tahu kondisi orang lain.

“Meskipun tampak mampu, kita tidak tahu bahwa banyak hutang yang sedang ditanggung dan harus segera diselesaikan, kita tidak tau bahwa ada orang yang sedang sakit atau keluarganya yang sedang membutuhkan. Ada juga yang dia berqurban tidak di lingkungannya. Bisa jadi di tempat anaknya di pesantren atau di tempat tinggal orang tuanya dan lain sebagainya.

JAGA HATI

“Kedua ibadah tersebut adalah ibadah yang istimewa di hadapan Allah SWT. Yaitu selama dilakukan dengan penuh keihlasan dan semata-mata mengharap ridho Allah SWT,” ucapnya.

Lalu bagaiman dengan yang belum memiliki kemampuan beribadah haji maupun berkurban?

“Nabi Muhammad SAW juga tahu bahwa semua umatnya tidaklah sama kemampuannya. Maka, bagi mereka yang belum bisa haji maupun berqurban, hendaknya lakukanlah puasa sunnah di hari Arafah. Kwnapa? Karena, semuanya itu memiliki fadhilah yang sama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT, agar menjadi orang yang bertaqwa,” ujar Ustadz Saeful Aziz, menutup khotbah Jum’atnya. © RED/AGUS SANTOSA

Related posts

Galang Persatuan Umat, DPP BAKOMUBIN Siap Gelar ‘Festival Mubaliq 2018’

Redaksi Posberitakota

BERBAGI DI JUMAT PEKAN KE-11, SEJADAH BABE BANYAK KETEMU PKS & ATM YANG MERUPAKAN ‘POTRET KECIL’ MASYARAKAT BABELAN BEKASI

Redaksi Posberitakota

Ketum PBNU, KH SAID AQIL SIRADJ Sebut Perjodohan Tanda Kebesaran Allah SWT

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang