JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Masalah yang selalu membelit dalam industri musik dunia adalah soal Undang Undang Hak Cipta dan Royalti. Masalah itu pula yang dialami para musisi Timor Leste, yang tergabung dalam organisasi Almamor.
Almamor adalah organisasi musik yang dibentuk setelah Timor Leste lepas dari Indonesia di tahun 2000. Saat ini, agar masalah tak berlarut-larut, organisasi yang memiliki arti nama Alma (Jiwa) dan Mor (Cinta) itu, tengah bersiap memilih ketua umumnya yang baru.
“Selama ini Ketua umum Almamor dijabat oleh Nelson Correia. Karena kita ingin ada perubahan untuk memajukan industri musik di Timor Leste dan kita juga ingin membuat Undang Undang untuk melindungi musik dan musisi, maka kita akan bentuk pengurus baru” ucap Abio Salsinsha, musisi Timor Leste, melalui sambungan telepon.
Nantinya, tambahnya, pemilihan ketua umum akan dihelat melalui kongres Asosiasaun de Artista de Timor, yang melibatkan 13 distrik di Timor Leste, pada 5 Mei 2017.
“Sekarang anggotanya sekitar 400-an. Setelah kongres ini saya berharap bisa lebih dari itu anggotanya,” harap Abio Salsinha.
Dalam kongres itu pula, Abio Salsinha menjadi calon kuat kandidat ketua umum Almamor, atas usulan para musisi.
“Sebenernya saya juga mau menolak untuk menjadi calon kuat sebagai Ketua Almamor. Karena saya punya cita-cita menjadi Duta Musik Timor Leste untuk Indonesia. Saya mau kembangkan budaya Timor Leste di Indonesia dan mau ajak kerjasama wisata Timor Leste dengan wisata Indonesia,” ungkap penyanyi yang sempat menelurkan single berjudul CLBK ini.
Menurut dia, pemerintah Timor Leste sangat mendukung segala kegiatan Almamor. Maka, dia berharap siapa pun yang terpilih sebagai ketua, harus ada perubahan yang menguntungkan para musisi di Timor Leste.
“Ketua baru juga harus mengembangkan dan memasarkan karya dan album musisi Timor Leste ke luar negeri,” tandasnya. □ Red/Ang