JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Gonjang-ganjing di tubuh organisasi profesi keartisan (PB PARFI) kembali memuncak. Hal ini ditandatai dengan adanya ratusan anggota PARFI yang mayoritas dari kalangan senior, bikin mosi tidak percaya atas kepemimpinan Alicia Djohar selaku Ketua Umum (Ketum).
Karena itulah, mereka menggeruduk Kantor PB PARFI yang berada di Gedung Pusat Perfilman H Usmar Ismail, Jalan HR Rasuna Said, Karet Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (20/11/2024). Intinya mereka menyebut kepengurusan PB PARFI periode 2020-2025 telah melanggar AD/ART organisasi.
Seperti dikatakan Ki Kusumo, aktor yang pernah terjun jadi produser film dan ikut hadir dalam aksi tersebut, kehadiran para anggota adalah bentuk akumulasi kekecewaan yang telah lama terpendam.
“Di organisasi PB PARFI yang sekarang, ternyata banyak hal yang tidak berjalan semestinya. Janji-janji kepada anggota juga banyak yang tidak terpenuhi. Nah, ini adalah kesalahan yang harus segera diperbaiki,” ucap Ki Kusumo dalam keterangannya kepada wartawan.
POLEMIK KONGRES & BIAYA REGISTRASI
Menurut pria yang sebelumnya juga dikenal sebagai paranormal ternama tersebut, salah satu pemicu utama aksi ini adalah rencana PB PARFI menggelar Kongres PARFI ke-17 pada 15 Desember mendatang tanpa transparansi. Persiapan kongres tidak melibatkan anggota secara terbuka dan bahkan terdapat rumor bahwa peserta kongres harus membayar biaya registrasi sebesar Rp 250 ribu.
“Selain itu, janji organisasi ini untuk mensejahterakan anggota pun justru tidak terpenuhi. Kondisi ini memicu gejolak dan aksi mosi tidak percaya dari banyak anggota PARFI,” papar Ki Kusumo, menambahkan.
HADIR SEJUMLAH ARTIS FILM SENIOR
Dalam kesempatan mendatangi Kantor PB PARFI, nampak sejumlah artis senior terlihat hadir. Mereka antara lain Soultan Saladin, Dolly Martin, Syaiful Amri, Lela Anggraini, Kamil Marvin, Aspar Paturusi, Mawardi Harlan, Yana Akbarie, Elkie Kwee, Agus Wibowo dan Tien Kadaryono.
Aktor senior Syaiful Amri menyebutkan bahwa PB PARFI dianggap telah menyimpang dari Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi.
“Jelas, PB PARFI gagal menjalankan amanah kongres dan tidak melakukan heregistrasi anggota sesuai ketentuan. Bahkan, kantor organisasi ini sekarang beroperasi seperti kantor komersial, bukan organisasi profesi,” tegas Syaiful Amri dengan nada kritik.
INI BEBERAPA DAFTAR KESALAHAN PB PARFI
Lebih lanjut Syaiful Amri merinci bahwa sejumlah kesalahan PB PARFI dibawah kepemimpinan Alicia Djohar:
Pertama : Tidak melaksanakan amanah kongres sesuai AD/ART.
Gagal melakukan rekonsolidasi anggota, dengan angka pencapaian kurang dari 50% + 1 dari total anggota terdaftar.
Kedua : Menyalahgunakan wewenang kantor dengan mengubah fungsi organisasi menjadi lebih mirip perseroan terbatas (PT).
Ketiga : Kurangnya transparansi dalam pelaksanaan tugas, terutama terkait pembiayaan dan operasional organisasi.
Keempat : Gagal menyehatkan organisasi, baik dalam aspek administratif maupun operasional.
TUNTUTAN DARI ANGGOTA PARFI
Melalui kesempatan tersebut, menuntut agar PB PARFI menyerahkan kedaulatan kepada anggota untuk membentuk pejabat sementara. Pejabat ini diharapkan dapat melaksanakan Kongres PARFI ke-17 selambat-lambatnya pada April 2025, tentu dengan transparansi serta melibatkan seluruh anggota.
Seperti diketahui bahwa aksi mosi tidak percaya tersebut, mencerminkan kekecewaan mendalam para anggota terhadap kepemimpinan Alicia Djohar. Selain itu ingin sekaligus dijadikan momentum penting bagi PARFI untuk memperbaiki arah organisasi dimasa depan. ® RED/AGUS SANTOSA