SLAWI (POSBERITAKOTA) – Kendati masih menghadapi kendala klasik karena minimnya sarana dan prasarana, nelayan Pantai Larangan tetap harus kejar target untuk kebutuhan Hari Raya Idhul Fitri 1438 H (Lebaran) mendatang.
Hal tersebut diungkapkan Wage Suryadi, Ketua Serikat Nelayan Pantai Larangan (SNI) Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, saat diwawancarai POSBERITAKOTA, Selasa (30/5). Bahkan tak dipungkiri, kalau penghasilan nelayan saat ini masih sangat minim.
“Padahal sejak pukul.03.30 WIB, kami sudah berangkat melaut. Kami berangkat 4 sampai 5 orang dan baru kembali sekitar pukul 13.00 WIB. Hasilnya, kami hanya mengantongi penghasilan Rp.100 ribu perorang, dengan kapal berukuran 7 Gross Tonnage,” papar Wage.
Ungkapan senada ditegaskan pula Endang Murniasih, Wakil Sekretaris dari Pengurus SNI. Penyebab minimnya penghasilan, menurutnya, karena keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki para nelayan di sini.
Hal itu juga diperparah lantaran pos pengisian solar yang mengalami kerusakan sejak satu tahun lalu. “Karena itu, kami sering harus keluar wilayah lain, demi mendapatkan kebutuhan solar,” terang dia.
Lebih ironis lagi, ditambahkan Wage, pada saat Pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan bagi Kapal Cantrang, justru para nelayan tak mendapatkan bantuan alat tangkap penganti. “Nelayan harus mengeluarkan biaya sendiri dan harganya cukup mahal,” tuturnya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal, diharapkan turun tangan untuk membantu para nelayan yang berjumlah mencapai ribuan orang. “Selain itu, tolong beri kemudahaan proses pembuatan PAS (Surat Kepemilikan Kapal). Kami ingin mendapatkannya secara gratis,” ungkap Wage lagi dengan nada penuh harap. ■ Red/Nug/Goes