PURWAKARTA (POSBERITAKOTA) – Di lobi Kota Bukit Indah Plaza Hotel (KBIPH) Purwakarta, Jawa Barat, terpampang sebuah kue replika Al-Quran raksasa. Tentu saja, ini mencuri perhatian bagi siapa saja yang melintas.
Sejak awal Ramadan, kue yang sudah dipajang itu kerap “menggoda” tamu hotel untuk mengambil foto atau berfoto dengan kue tersebut. Kue tart berukuran 100×80 sentimeter itu berhiaskan kaligrafi Surat Al-Baqarah ayat 183 yang berisi perintah Allah kepada umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa.
Kaligrafi yang indah itu merupakan karya Agus Solihin, staf dapur Kota Bukit Indah Plaza Hotel (KBIPH) Purwakarta. Agus mengaku ini merupakan pengalaman pertamanya menggarap kaligrafi dengan media kue.
“Saya dari belum nikah juga udah suka iseng bikin ukiran nama dari kayu. Awalnya bikin kandang burung juga. Ya itu semua belajar otodidak aja, nggak ada yang ngajarin,” kata Agus.
Dan, bagi Agus, karyanya tersebut bukan sekedar tugas, tetapi keyakinannya kepada Sang Pencipta yang dia wujudkan melalui seni tulis kaligrafi.
Menampilkan suatu benda pajang bertema Ramadan memang sudah menjadi kebiasaan tahunan hotel tersebut. Namun, pada tahun ini menjadi momen bagi Agus untuk menuangkan bentuk keimanannya.
Kue berbentuk persegi panjang dengan dominasi warna putih itu terbagi dalam dua bagian utama, yaitu kue dan bagian penopang. Untuk urusan penopang yang terbuat dari kayu jati bukan hal sulit karena pihak hotel memesan langsung kepada pihak pengrajin.
Adapun bagian kue replika Alquran dibuat oleh tim “pastry” dan Agus yang berperan sebagai penulis kaligrafi. Meski dasar kue juga menggunakan kayu jati belanda, lapisan luarnya tetap menggunakan bahan pangan yang dapat dikonsumsi.
Prosesnya diawali dengan mengolah bahan dasar kue berupa 2,5 kilogram cokelat putih yang juga dipesan langsung dari suplier khusus hotel. Cokelat tersebut dilelehkan, kemudian disiramkan ke dalam cetakan, lantas menjadi lapisan dasar kue, lalu menjadi alas kaligrafi nantinya.
Masih menggunakan bahan cokelat putih sekitar 500 gram, Agus melelehkannya, membaginya ke dalam beberapa bagian yang kemudian dicampur dengan warna hijau, cokelat muda, cokelat tua, dan kuning.
Selesai mencampur dengan pewarna, Agus pun menulis kaligrafi menggunakan bantuan kertas pola di atas kue berbahan cokelat putih yang telah disiapkan sebelumnya.
“Sebelumnya sudah dibuat dulu polanya pake kertas, nulisnya tinggal ikutin itu aja. Begitu kering tinggal dihias sedikit biar lebih bagus,” jelas Agus.
Untuk bingkainya, Agus mengaku menggunakan krim berbahan mentega dan telur yang biasa digunakan sebagai hiasan kue tart pada umumnya. ■ Red/Ays