BEKASI (POSBERITAKOTA) □ Bagaikan sudah jadi problem tahunan memasuki Ramadhan dan jelang Lebaran, Kota Bekasi jadi sasaran empuk para gelandangan dan pengemis (Gepeng). Mereka berdatangan dari sejumlah kota di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Karenanya, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) pun, giat melaksanakan operasi penerbitan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Kota Bekasi. Sepekan memasuki bulan suci Ramadhan, terlihat tanda-tanda serbuan para Gepeng.
“Kita akan terus melakukan operasi bagi Gepeng. Mereka tidak boleh seenaknya, malah bisa merusak keindahan kota,” terang Cecep Suherlan, Kepala Satpol PP Kota Bekasi kepada POSBERITAKOTA, Kamis (24/5).
Sejak dilaksanakan penertiban di awal Ramadhan, menurut Cecep, anggotanya berhasil mengamankan Gepeng. Termasuk para pengamen jalanan yang kebanyakan anak-anak remaja. Apalagi ada sebagian dari mereka melakukan tindakan pidana, menganiaya aparat dari Dishub Kota Bekasi beberapa waktu lalu.
Sejumlah lokasi yang dipantau anggotanya antara lain di Jalan Sudirman dan Jalan Cut Meuthia. Termasuk juga antara Jalan Sultan Agung, Jalan Ir H Juanda dan Jalan Ahmad Yani. “Lokasi itu sangat padat oleh pengguna jalan,” jelas Cecep lagi.
Baik Gepeng maupun pengamen jalanan, jika berhasil diamankan langsung dibawa atau dititipkan ke rumah singgah di Bulak Kapal, Bekasi Timur. Mereka dibina dan diminta bikin pernyataan, agar tidak mengulangi perbuatannya.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Kota Bekasi, Junaedi, menegaskan bahwa pihaknya memberikan perhatian serius terhadap masuknya para Gepeng dan juga hadirnya pengamen jalanan.
Dari catatan dan pemantauan POSBERITAKOTA saban tahunnya, para Gepeng justru datang dari daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Ada yang datang dari Haurgelis, Indramayu, Cirebon dan Kuningan. Selain itu eksodus dari Brebes, Tegal, Bumiayu, Pemalang dan Pekalongan. □ RED/WAWAN/AYID