Dampak Kepindahan Kantor Dubes AS, POLITISI GERINDRA Desak Pemerintah Izinkan Umat Kristen ke Yerusalem

JAKARTA (POSBERITAKOTA) ■ Dampak pemindahan kedutaan besar Amerika Serikat (AS) ke Yerusalem pada 14 Mei 2018 yang menuai reaksi negara-negara di dunia, Indonesia menerapkan larangan masuk bagi WN Israel ke Indonesia. Hal tersebut menuai reaksi Israel yang juga melarang bagi pemegang passport Indonesia untuk masuk ke wilayah Israel mulai tanggal 26 Juni 2018.

Kemudian ada isu tentang pembicaraan rahasia antara Kemenlu RI Retno Marsudi dan pihak Israel ketika melakukan kunjungan, sehingga larangan tersebut dicabut oleh Pemerintah Israel. Namun juru bicara Kemenlu Arrmanatha Christiawan Nasir membantah adanya pembicaraan rahasia tersebut.

“Soal pembicaraan rahasia, itu sudah ditegaskan Menlu Retno Marsudi beberapa waktu lalu setelah bertemu dengan Menteri Hukum dan HAM, bahwa tidak pernah ada pembahasan apapun baik dari Pemerintah Pusat maupun perwakilan RI di luar negeri dengan pihak Israel soal visa atau soal pembukaan hubungan diplomatik.” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Christiawan Nasir.

Melihat fenomena ini, politisi Kristen Partai Gerindra Nikson Silalahi menyampaikan agar Pemerintah Indonesia dapat memperhatikan umat Kristen di Indonesia yang melakukan perjalanan suci ke Yerusalem. Menurutnya, Yerusalem merupakan kerinduan bagi seluruh umat Kristiani baik Protestan maupun Katolik di dunia sehingga perlu perhatian khusus pemerintah dalam menjamin hal ini.

“Yerusalem merupakan kota suci bagi 3 agama besar di dunia, termasuk Kristen,” ujar Nikson di Jakarta, Rabu (25/7).

Pada dasarnya Nikson selaku umat Kristen ikut mengecam kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina, apalagi sikap egois AS yang memindahkan kedutaannya. “Namun Indonesia harus tetap bersikap ideal dalam isu-isu internasional dan menjamin bahwa umat Kristiani di Indonesia tetap bisa melakukan perjalanan suci ke Yerusalem karena itu merupakan kerinduan setiap umat Nasrani di Indonesia bahkan di dunia,” ujar salah satu Kepala Departemen DPP Partai Gerindra ini.

Menurut Nikson selama ini pemerintah tidak pernah memberi perhatian khusus tentang perjalanan suci ke Yerusalem bagi umat Kristiani di Indonesia. “Pemerintah tidak pernah memberikan perhatian khusus dalam hal ini, padahal Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk Kristiani terbesar. Hal ini terlihat dari mahalnya biaya yang harus dikeluarkan, serta sulitnya surat-menyurat perijinan untuk perjalanan tersebut, ” bebernya.

Nikson mengatakan bahwa Gerindra akan memperjuangkan bagaimana setiap umat Kristen dan Katolik dapat mengobati kerinduannya melakukan perjalanan suci ke Yerusalem. Dalam waktu dekat dirinya akan menemui Dirjen Bimas Kristen dan Dirjen Bimas Katolik Kementrian Agama RI dan selanjutnya kepada Menteri Agama RI untuk membicarakan ini. ■ RED/JOKO

Related posts

Sambil Bawa Bantuan, KAPOLRI Tinjau Posko di Pengungsian Erupsi Gunung Lewotobi NTT

Upgrade Skill Hingga Mancanegara, DR AYU WIDYANINGRUM Raih Penghargaan Bergengsi ‘Beautypreneur Award 2024’

Setelah Buka di Paris, RAFFI AHMAD Bikin Cabang Restoran ‘LE NUSA’ di Jakarta