BEKASI [POSBERITAKOTA] ■ Kondisi lokasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang diprediksi bakal bisa bertahan antara 3 sampai 4 tahun ke depan. Pasalnya, karena setiap tahun, volume sampai selalu bertambah mencapai 400 ton.
“Jelas, karena diakibatkan karena penambahan volume sampah. Hal itu yang dikhawatirkan beban kapasitas TPST Bantargebang. Prediksinya cuma bisa bertahan sampai 3 atau 4 tahun ke depan,” sebut Asep Kuswanto, Kepala Unit TPST Bantargebang kepada Dinas Lingkungan Hidup Pemprov DKI Jakarta, Rabu (24/10) kemarin.
Adanya faktor penambahan tersebut, sambung Asep, dapat mempengaruhi kapasitas 5 zona yang akhirnya tidak akan mampu menampung. Bisa saja cuma 3 atau 4 tahun ke depan saja. Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta perlu terus melakukan upaya penekanan volume sampah rumahtangga.
“Jadi, sudah harus dipikirkan, bentuk penanganan sampah di wilayah masyarakat. Tentu saja sebelum dibuang ke TPST Bantargebang. Perlu membangun Intermediate Treatment Facility (ITF) di Sunter, Jakarta Utara,” papar dia lagi.
Jika kelak TPST Bantargebang yang memiliki luas 110 ha sudah overload, pihaknya tentu saja harus mencari lahan lain diluar Bekasi. Itu untuk menghindari pengolahan sampai jangan bertumpu di satu lokasi saja.
Pada bagian lain, Asep menuturkan perlu juga mengantisipasi musim penghujan. Sebab, biasanya penambahan volume sampah, bakal semakin besar. “Penerapan teknologi sebenarnya bagian dari perjanjian. Hanya sayangnya, tidak atau belum terealisasi,” pungkasnya. ■ RED/WAWAN/AYID