JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Kasus eksekusi mati yang menimpa Tuti Tursilawati maupun sederet Tenaga Kerja Indonesia (TKI) lainnya di luar negeri, bukti bahwa Pemerintah saat ini masih abai dalam memberikan perlindungan terhadap mereka.
Bahkan kejadian semacam itu selalu berulang. Bukan cuma di Arab Saudi. Tapi juga di Malaysia, China dan beberapa negara lainnya. Padahal, siapa pun pemimpinnya, tentu punya kewajiban besar untuk melindunginya.
Parlemen pun bereaksi lewat kritik kerasnya. Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Yandri Susanto, berucap bahwa peran Pemerintah harus aktif. Dalam melakukan perlindungan atau hubungan diplomasi, jangan cuma secara formal saja.
“Perlu juga melakukan lobi-lobi informal. Salah satunya dengan mempertemukan ulama besar. Sebab, itu justru bisa jadi siasat untuk melindungi TKI,” kritik Yandi Susanto dalam diskusi di Senayan, beberapa waktu lalu.
Sedangkan cara lainnya, menurut dia, perlu diciptakan lapangan kerja sebanyak mungkin di dalam negeri. Dengan begitu diharapkan agar para pencari kerja, tak perlu sampai harus berbondong-bondong jadi TKI.
Kasus yang menimpa TKI asal Majalengka, Jawa Barat, harus dijadikan pelajaran berharga. Ke depannya, jangan sampai kasus eksekusi mati TKI diluar negeri, terulang kembali.
“Yang pasti kita semua prihatin. Pemerintah harus hadir dalam membela warga negaranya yang terkena masalah diluar negeri,” pungkasnya. ■ RED/SHANDOKO/GOES