PosBeritaKota.com
Megapolitan

Penderita DBD Meningkat, ANIES Didesak Rekan Indonesia Libatkan Masyarakat Berantas Aedes Aegypti

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Warga Ibukota yang terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD) terus meningkat. Oleh karenanya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ditagih janjinnya untuk melibatkan peran aktif masyarakat melakukan tindakan pencegahan antara lain pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Demikian disampaikan Ketua Relawan Kesehatan Indonesia (Rekan Indonesia) DKI Jakarta, Martha Tiana Hermawan. “Sebelumnya, Gubernur Anies sering mengucapkan akan melibatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan PSN, tapi mana?” Begitu ujarnya di Jakarta, Rabu (30/1).

Martha mendesak Anies untuk segera menangani secara intensif tentang fenomena penderita DBD yang terus meningkat. “Apalagi, kita sedang menghadapi musim hujan, sehingga perkembangbiakan nyamuk meningkat tajam,” sambungnya.

Menurut dia upaya penyemprotan sarang nyamuk atau fogging yang dilakukan selama ini salah kaprah sehingga tidak efektif membunuh nyamuk Aedes aegypti.

Wabah DBD terjadi karena banyaknya genangan air, setelah turun hujan yang dapat menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti. Karena nyamuk itu hanya suka bersarang di air jernih dan bersih.

“Gubernur harus membekali para petugas terkait, seperti Puskesmas, camat dan lurah serta RT-RW tentang perilaku nyamuk Aedes yang berbeda dengan nyamuk gatal. Selama ini, fogging dilakukan pada jam-jam di mana nyamuk Aedes sedang aktif berkeliaran di luar sarang, sehingga mereka lepas dari target,” papar relawan yang akrab dipanggil Tian.

Tian menyatakan bahwa nyamuk DBD ini termasuk golongan nyamuk yang memiliki jam operasional tertib. Karena, dia akan pergi dari sarangnya untuk menghisap darah 1-1,5 jam setelah matahari terbit.

Nyamuk DBD tersebut juga tidak sembarangan dalam menggigit korbannya. Ada jam biologis yang membuatnya lebih aktif pada jam-jam tertentu. Nyamuk DBD paling sering menggigit 2 jam setelah matahari terbit dan 3 jam sebelum matahari terbenam.

“Uniknya, nyamuk DBD tidak beroperasi di sekitar tempat nyamuk tersebut bersarang. Dia akan terbang dulu sejauh 100-200 meter sebelum melakukan aktivitas menggigit,” ujarnya.

Tian juga mengatakan bahwa yang paling efektif dalam memberantas nyamuk DBD adalah dengan melakukan 3 M yakni menguras, menutup, dan mengubur media sarang nyamuk agar tidak menjadi nyamuk baru. Adapun tindakan fogging selama ini hanya merupakan pemborosan uang rakyat, karena tidak efektif memberantas nyamuk. ■ RED/JOKO

Related posts

TERIMA GELAR KEHORMATAN TOKOH BETAWI DARI BAMUS, ANIES BASWEDAN BILANG SEBAGAI TANDA AMANAH DALAM MEMBANGUN JAKARTA

Redaksi Posberitakota

Bentuk Dukungan ‘Net Zero Emission’, PEMPROV DKI Bertekad Tingkatkan Ruang Terbuka Hijau

Redaksi Posberitakota

Lahan di Ibukota 20 Persen Belum Bersertifikat, PEMPROV DKI Luncurkan Gugus Tugas Reforma Agraria

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang