JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Kesadaran masyarakat terhadap kebersihan sungai masih sangat rendah. Banyak di antara mereka, terutama yang tinggal di bangunan liar bantaran kali, setiap hari masih membuang sampah rumah tangga di aliran sungai sehingga bikin kotor dan rawan banjir.
Karena itu sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta dari Komisi D mendesak kepada Pemprov DKI untuk meningkatkan kebersihan sungai. “Dinas Lingkungan Hidup (LH) agar kembali menggencarkan sosialisasi tentang larangan membuang sampah di kali dan sungai kepada warga di Ibukota,” ujar anggota Komisi D Abdul Ghoni di gedung Dewan, Jl Kebonsirih, Jakarta Pusat, Senin (4/2).
Abdul Ghoni menambahkan hingga kini, tingkat kesadaran warga terhadap pengelolaan sampah terbilang masih rendah. Bahkan, di beberapa lokasi masih ditemukan warga yang sengaja membuang sampah ke kali.
“Selain membuang sampah ukuran kecil, mereka juga membuang sampah besar seperti perabotan rumah tangga berupa kasur, bangku, dan lainnya. Hal itu bisa dilihat di Pintu Air Manggarai yang begitu banyak sampah berupa perabotan rumah,” sambungnya.
Hal senada disampaikan anggota Komisi D lainnya yakni Neneng Hasanah. Ia mengusulkan Dinas LH DKI agar menyediakan dua gerobak motor di setiap RW. Kehadiran armada itu diyakini dapat mengubah perilaku masyarakat membuang sampah sembarangan di kali.
“Kami harap di setiap RW ada dua gerobak motor untuk mengangkut sampah. Jadi tingkat kesadaran warga akan semakin meningkat,” tandasnya.
Menurut Ghoni maupun Neneng, salah satu upaya yang bisa dilakukan Dinas LH DKI Jakarta dengan memasang tanda larangan membuang sampah di kali dan sungai. Bersama dengan itu juga perlu dibentuk tim khusus untuk mengawasi sekaligus menangani sampah di badan air.
“Seharusnya tanda larangan buang sampah itu jangan ditempel di jalan. Tapi di kali-kali dan sungai,” katanya.
Berdasarkan pantauan lapangan, kondisi kali dan sungai di Jakarta kini cenderung kotor lagi. Berbeda jauh saat Jakarta masih dipimpin Gubernur Ahok yang banyak membongkar bangunan liar di bantaran kali dan dibarengi pembersihan sungai tiap hari dari hingga malam.
Dalam waktu beberapa bulan, sungai yang dulu airnya keruh berubah menjadi bening. Namun sejak pergantian Gubernur Anies Baswedan yang terkesan lunak terhadap pelanggar ketertiban umum, maka kian hari keberadaan bangunan liar kian menjamur.
Selain bangunan itu membuat kumuh, penghuninya juga terbiasa buang sampah sembarangan. Untuk hal ini dibutuhkan ketegasan Anies untuk menormalisasi sungai supaya bersih dan kinclong. ■ RED/JOKO