Akibat Petugas Tak Tegas, JALAN RAYA JATIBARU Justru Banyak Dilanggar Pejalan Kaki

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Larangan bagi pejalan kaki melintas di Jl Raya Jatibaru, kolong Skybridge Tanah Abang masih banyak dilanggar masyarakat. Meski petugas sudah memasang spanduk larangan dan berjaga di lokasi, namun masih banyak pejalan kaki mondar-mandir di kawasan tersebut.

Wakil Walikota Jakpus, Irwandi, sebelumnya mengatakan larangan tersebut mulai diberlakukan hari ini tanggal 7 Februari bertujuan untuk mendukung kelancaran arus lalulintas armada Jak Lingko.

Karena itu, sejak Kamis pagi, ratusan petugas Satpol PP dan Dishub DKI Jakarta dikerahkan di lokasi untuk mengarahkan para pejalan kaki agar melintas di skybridge atau Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Tanah Abang. Larangan tersebut berlaku untuk satu arah jalan dari Blok G Pasar Tanah Abang menuju Stasiun KA Tanah Abang. Sedangkan arus sebaliknya, tidak ada larangan.

Sejumlah warga yang nekat berjalan kaki di lokasi terlarang mengaku tidak mau bersusah payah lewat skybridge. Selain itu, penyebab kemacetan di jalan tersebut bukan hanya dari pejalan kaki, tetapi lebih parah disebabkan oleh angkutan yang ngetem sembarangan.

“Pejalan kaki tidak terlalu bikin macet. Tapi lihat tuh banyak angkot yang menunggu penumpang di tengah jalan sehingga jalanan makin semrawut,” ujar Abdurahman Saleh, di Jl Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (7/2).

Sedangkan Ferdi yang juga pejalan kaki menambahkan petugas agar bertindak adil. “Petugas jangan cuma melarang pejalan kaki, tetapi juga harus bertindak tegas menertibkan mobil angkot maupun pedagang kaki lima,” kata warga Kemayoran, Jakpus. Menurutnya, para PKL liar jangan dikasih hati berjualan di badan jalan raya tersebut.

“Kalau mereka dikasih hati, maka akan makin ngelunjak. Jumlahnya akan terus bertambah banyak dan menganggap seolah-olah itu lahannya sendiri,” kata Ferdi.

Ia menambahkan kebijakan Gubernur Anies memfasilitasi penampungan 456 pedagang di JPM Tanah Abang, tidak akan menyelesaikan kesenrawutan di lokasi. Sebab, sarana umum yang ditinggalkan pedagang lama, akan diperebutkan kelompok pedagang baru.

“Ironisnya lagi, sejumlah pedagang yang sudah dapat tempat di JPM, saat ini masih berupaya menguasai tempat lama dengan cara menyuruh saudara atau temannya main kucing-kucingan dengan petugas menggelar lapak di lokasi terlarang,” ujar Ferdi yang tiap hari melintas kawasan tersebut. ■ RED/JOKO

Related posts

Gelar Ajang AHJ 2024, DINAS KOMINFOTIK DKI Harapkan Peran Humas Jaga Reputasi Jakarta Kota Global

Dihadiri Cagub Ridwan Kamil, ADI KURNIA Bersama AKSI Berbagi 5000 Tebus Sembako Murah di Condet Jaktim

Bukan Hanya dari Tokoh Masyarakat Jakarta, PRAMONO – BANG DOEL Kantongi ‘Peluru Emas’ Dukungan Ulama & Habaib