Penyelundupan dari China Merajalela, PENYEBAB UTAMA Harga Love Bird Anjlok

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Sudah sekitar enam bulan terakhir, harga burung Love Bird anjlok dan belum juga kembali normal. Turunnya harga Si Paruh Benglok diperkirakan terdapat dua faktor utama yakni para peternak booming produksi dan penyelundupan dari China atau Taiwan begitu merajalela.

Dua faktor utama itulah yang diprediksi sejumlah kicau mania sehingga harga Love Bird kini tengah terjun bebas. “Fenomena ini terjadi bukan karena penggemar burung mulai bosan dengan Love Bird. Hal itu terbukti dari ramainya kelas Love Bird pada tiap lomba burung kicau yang digelar di banyak tempat,” ujar Suripto, pengurus Komunitas Love Bird Indonesia (KLBI) DKI Jakarta, Minggu (10/3).

Pada setiap lomba, baik dari kegiatan latihan prestasi (latpres) hingga lomba aniversari, kelas Love Bird merupakan yang terbanyak. “Sedikitnya ada lima kelas, sedangkan jenis burung lain sekitar dua atau tiga kelas,” tambah warga Kemayoran, Jakpus.

Untuk memperkuat bukti bahwa penggemar Love Bird tidak berkurang, pedagang sangkar Yanto menambahkan bahwa penjualan sangkar Love Bird masih laris manis.

“Sangkar Love Bird yang terbuat dari bahan jeruji besi masih sangat laris. Baik sangkar lomba maupun untuk piaraan harian banyak dicari kicau mania,” tambah Yanto yang sudah puluhan tahun berjualan sangkar di kawasan Pasar Pramuka, Jaktim.

Baik menurut Suripto maupun Yanto bahwa yang menyebabkan harga Love Bird terjun bebas dikarenakan dua faktor tersebut di atas. “Daerah produsen Love Bird di Pulau Jawa antara lain di kota Solo, Yogya, Klaten dan di Madura.

Para peternak di sana lagi booming produksi karena memang burung ini mudah diternakkan,” ucap Suripto sambil menambahkan hasil produksi tersebut sebagian besar dijual kepada pengepul di kawasan Pasar Burung Pramuka.

Adapun faktor kedua adalah penyelundupan atau import ilegal dari China atau Taiwan masih sangat merajalela. Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah melarang kegiatan import burung untuk mencegah penyebaran virus avian influenza atau flu burung.

“Namun nyatanya para importir di sini begitu mudah mendatangkan love bird maupun jenis burung lain, terutama dari China dan Taiwan. Burung dalam jumlah banyak itu katanya diselundupkan lewat jalur laut dan darat,” ungkapnya.

Saking banyaknya stok dari peternak lokal maupun serbuan dari mancanegara membuat harganya merosot tajam. “Untuk love bird varian umum seperti lutino, albino, euwing, pastel, batman, biru, violet, dan lainnya rata-rata turun harga antara 50 sampai 70 persen,” papar Yanto. Contohnya lutino mata merah dari Rp 750 ribu kini cuma Rp 350 ribu, lutino mata hitam dari Rp 500 ribu jadi Rp 250 ribu, albino mata merah dari Rp 1,4 juta tinggal Rp 500 ribu, adapun pastel dari Rp 300 ribu tinggal Rp 150 ribu.

Suripto menambahkan selama sepuluh tahun menekuni budidaya love bird terjadi beberapa kali fluktuasi harga. “Naik turun harga sudah terjadi setidaknya tiga kali dalam sepuluh tahun terakhir. Saya perkirakan setelah Pemilu harganya aka mulai merangkak naik, dengan catatan pemerintah meningkatkan penertiban penyelundupan burung dari luar negeri,” ujarnya.

Yanto mengimbau para peternak tidak usah galau menghadapi fenomena ini. “Para peternak jangan putus asa. Kita harus yakin dalam beberapa bulan ke depan, harga love bird akan merangkak mendekati normal,” katanya. ■ RED/JOKO/GOES

Related posts

Ikut Ratusan Member Chapter & Region, ALTIS INDONESIA COMMUNITY (ALTIC) Gelar Grand Touring ke Baturaden

Selain Jadi Ajang Silaturahmi Rutin, ALUMNI SMPN 1 KROYA Cilacap Jawa Tengah 1979/1980 Merajut Kenangan di Usia Senja

Datang dari Seluruh Jabodetabek, RIBUAN ORANG Hadiri Acara ‘Malam Seribu Doa Perantau Peduli Ranah Minang’ di TMII

1 Comment

√ 7 Daftar Makanan Burung Lovebird Supaya Cepat Gacor 9 October 2020 - 07:57 - 07:57

[…] Sayangnya, setahun belakangan ini harga jual lovebird menurun drastis. Penyebab turunnya harga burung ini bervariasi, mulai dari terlalu banyaknya populasi burung lovebird di peternak sampai pada penyelundupan burung lovebird. […]

Add Comment