JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Apa jadinya jika Jakarta sebagai kota Metropolitan tanpa ada tempat hiburan? Baik itu berupa diskotek, singing hall atau pub, rumah karaoke maupun kafe-kafe dangdut. Yang pasti, bakalan sepi dari aktifitas atau boleh jadi kendaraan lalu lalang di jalan raya pun melompong.
Hiburan, apapun bentuknya, pasti sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Tidak hanya bagi orang yang tinggal di Kota Jakarta saja. Para pendatang dari berbagai daerah pun, kerap membutuhkannya. Apalagi jika mereka tengah berwisata ke Ibukota atau bahkan sedang ada kepentingan kedinasan atau pekerjaan kantor.
Keberadaan kafe-kafe dangdut di Ibukota, sejak era 80 hingga 2000-an sekarang, masih jadi primadona. Banyak bermunculan dan dijadikan tempat favorit kalangan pengunjungnya. Kendati untuk operasionalnya, mereka baru buka antara pukul 20.00 WIB atau 22.00 WIB.
“Biasanya, tamu mulai berdatangan, ya jam 10-an malam. Mereka bisa santai-santai, sambil nonton live dangdut atau kadang ikut nyanyi di panggung, bersama penyanyi-penyanyi muda dan cantik,” ucap Parman, salah satu manajer Kafe Dangdut Idola di Jalan Mangga Besar VIII, Jakarta Barat.
Menurut pria yang sudah bekerja di tempat hiburan malam sejak awal tahun 90-an itu, mengaku pernah mengalami pahit getir kehidupan dalam mengelola kafe dangdut. Ada pasang surutnya. Selama bisa berjalan usaha yang dipimpinnya, tak ada masalah. Maksudnya, nyaris tak pernah merasa rugi.
Bicara daya tarik atau yang bisa menghidupkan kafe-kafe dangdut di Ibukota, tak lepas dari dua faktor. Apa itu? Tersedianya penyanyi muda, cantik dan seksi. Karena, di situlah yang justru menjadi daya tarik. Selain itu juga pengunjung yang doyan ‘nyawer’ kepada penyanyi.
“Kalau penyanyi muda-muda, pasti banyak diminati pengunjung. Dari situ, bisa royal nyawer dan itu memang yang dicari kalangan penyanyi. Sebab, mereka hampir tidak ada gaji. Setiap hari cuma ngandelin saweran,” tutur Parman lagi.
Menurut Asa, pimpinan grup musik dangdut OM Ropita yang sudah melanglang buana di Ibukota, hampir 5 sampai 10 tahun belakangan agak kurang prosfeks. Berbeda dengan era 90-an, di mana kafe dangdut di Ibukota benar-benar jadi ‘raja’.
Sejumlah penyanyi yang awalnya bercokol dari tempat hiburan malam alias kafe dangdut, justru bisa mentas sebagai penyanyi rekaman. Satu di antaranya bisa disebut Imam S Arifin. Termasuk Meggy Z dan Hamdan ATT, justru sebelum kondang dijalur rekaman, mereka ‘ngamen‘ dari satu pub ke pun atau kafe dangdut.
Kini, kafe dangdut banyak bertebaran di 5 wilayah Jakarta. Bahkan dengan kelas berbeda. Ada pula yang hadir sebagai fasilitas hotel. Di Jakarta Utara ada di wilayah Semper dan Tanjung Priok. Di Jakarta Barat malah bejibun. Mulai dari kawasan Pesing, Mangga Besar dan banyak lagi.
Tidak kalah banyak, ada pula di wilayah Jakarta Timur. Jatinegara, Cibubur, Taman Mini dan lain-lain. Wilayah Selatan pun menyebar sampai ke daerah Cipulir, Cileduk, Blok. Beda lagi di wilayah Jakarta Pusat, meski hanya ada 5 sampai 10 tempat, namun keberadaan kafe dangdut kerap jadi tempat favorit masyarakat mencari hiburan.
Jakarta Pusat juga memiliki tempat hiburan dangdut. Seperti di kawasan Pramuka, Gondangdia Lama atau Menteng, ada pula tersedia hiburan musik dangdut. Meski ramai di malam libur, kafe dangdut kerapkali menampilkan bintang tamu dari penyanyi senior. ■ RED/MR BOY