JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) dari DKI Jakarta, Prof Dr H Dailami Firdaus, mengutuk keras penembakan brutal jamaah Masjid Al Noor dan Linwood di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3) kemarin.
“Pastinya, saya sangat terkejut dan mengutuk keras penembakan brutal jamaah shalat Jumat di Selandia Baru. Yang jelas, itu sangat diluar akal sehat kita semua,” kata Dailami Firdaus, cucu ulama kharismatik KH Abdullah Syafi’i, seperti dalam rilis yang dikirim ke POSBERITAKOTA, Sabtu (16/5).
Menurut pihak berwenang di Selandia Baru, sekurangnya 41 orang dan 7 tewas masing-masing di Masjid Al Noor dan Linwood, satu orang tewas di rumah sakit serta 48 lainnya luka-luka. Sedang seorang pelakunya, diidentifikasi sebagai warga negara Australia.
“Tindakan penembakan tersebut, menunjukkan Islamophobia dan gerakan nasionalis kulit putih semakin meningkat, terutama di sebagian belahan dunia,” tegas pria yang akrab dipanggil Bang Dailami tersebut.
Karena itu, Dailami Firdaus yang pernah menjadi pimpinan Badan Kerja Sama Parlemen (BKSP DPD RI), meminta Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Auckland dapat memberikan dukungan kepada para warga Indonesia di Selandia Baru.
“Jadi, prioritasnya saat ini adalah memberikan nasihat dan dukungan kepada 344 warga Indonesia khususnya di Christchurch, Selandia Baru, maupun WNI di tempat lain,” harap Dailami Firdaus yang pernah beberapa tahun tinggal di luar negeri dan maju kembali sebagai calon DPD RI di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.
Sebagai upaya untuk menghadapi Islamophobia dan gerakan nasionalis kulit putih, Dailami Firdaus pun menyarankan adanya undang-undang yang lebih tegas terhadap senjata semi-otomatis di beberapa negara, termasuk di Selandia Baru.
“Tentu, dengan tidak mengurangi rasa hormat, saya minta kontrol senjata api yang lebih ketat. Termasuk senjata semi otomatis, dapat diberlakukan agar dapat mengurangi peluang ekstremis membunuh warga yang ingin beribadah,” tegas Dailami Firdaus mengakhiri pernyataannya. ■ RED/GOES