Ada Kupat Glabed & Sate Blengong, ALUN-ALUN KOTA BREBES Favorit Jadi Tempat Persinggahan

BREBES (POSBERITAKOTA) – Jika masuk atau datang dari jalur Pantai Utara (Pantura) dari wilayah Jawa Barat ke Jawa Tengah, pasti akan ketemu kota pertama, yakni Kabupaten Brebes. Daerah yang memiliki kekhasan sebagai penghasil pertanian kelas utama bawang merah, cabai merah dan pembuat telor asin.

Sebelum masuk ke Kota Brebes, Anda pasti bakal menemukan jembatan panjang dari Sungai atau Kali Pemali. Tak lebih dari 1 Km jauhnya, langsung ketemu dengan Alun-alun Kota Brebes, persis di depan Pendopo Kabupaten dan Mesjid Akbar. Pemandangan pada malam hari pun, cukup menyenangkan apabila untuk istirahat sejenak.

Jangan kaget jika setiap harinya atau pas akhir pekan, banyak pelancong pemakai kendaraan bermotor, mampir di Alun-alun Kota Brebes. Baik mereka yang datang dari arah Jakarta dan mau menuju kota lain di Jawa Tengah maupun sebaliknya ingin kembali ke Jakarta.

Eit, tunggu dulu! Apa yang bikin menarik banyak orang ingin mampir di situ? Makanan khas berupa Kupat (Ketupat) Glabed dan Sate Blengong, diam-diam sudah jadi favorit sejak puluhan tahun silam. Selain harga murah, juga sangat nikmat sebagai pengganjal rasa lapar.

Mau mencoba? Wuih, rasanya, pasti enak banget! Apalagi, jika dinikmati dengan tambahan sambel cabe merah. Dijamin bakal kesengsem dan ketagihan. Untuk satu porsi Kupat Glabed dipatok harga antara Rp 15 – 20 ribuan. Mau forsi biasa atau spesial?

Selebihnya, kalau mau tambah nikmat lagi, ya harus dikasih tusuk Sate Blengong. Sebab, itu memang sudah pasangannya. Sedang untuk minuman, cukup dengan teh manis atau teh tawar. Harga satu tusuk Sate Blengong, juga berkisar antara Rp 2000 – 3000.

“Taman Alun-alun Kota Brebes ini, sudah jadi tempat favorit saya. Pokoknya, setiap pulang ke kampung halaman di Purworejo, saya selalu mampir di sini. Asal waktunya pas, kebetulan ada mesjid akbar. Jadi, sekalian numpang sholat dulu,” tutur Suryanto yang baru saja pulang ke kampung halaman karena ada keluarga hajatan.

Mampir atau jajan di Alun-alun Kota Brebes, tak terlalu menghabiskan uang. Untuk makan bersama keluarga (istri dan anak-anak), ya bisa habis antara Rp 100 sampai Rp 150 ribuan. Suasanya aman dan nyaman. Artinya, memarkir kendaraan agak masuk ke dalam, tak di pinggir jalan raya.

Makan hidangan dengan cara lesehan, kata Suryanto lebih lanjut, justru sangat mengasyikan. Sama persis kalau sedang berada di Yogyakarta. Bisa lebih santai dan murah meriah.

Alun-alun Kota Brebes ternyata telah dikenal cukup luas oleh masyarakat. Hanya sayangnya masih kurang mendapat perhatian dan dukungan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab). Padahal, jika dibranding jauh lebih baik, justru bakal memberikan pemasukan bagi daerah setempat.

Kenapa? Kota Brebes, bisa jauh lebih dikenal. Kalau perlu para pedagang difasilitasi lewat modal dan pasokan barang-barang untuk cindera mata dan termasuk hasil pertanian bawang dan cabai serta termasuk telor asin. Sayang memang jika tidak ada yang punya pemikiran sampai sejauh itu? ■ RED/CAHYO NG/GOES

Related posts

Sambil Bawa Bantuan, KAPOLRI Tinjau Posko di Pengungsian Erupsi Gunung Lewotobi NTT

Upgrade Skill Hingga Mancanegara, DR AYU WIDYANINGRUM Raih Penghargaan Bergengsi ‘Beautypreneur Award 2024’

Setelah Buka di Paris, RAFFI AHMAD Bikin Cabang Restoran ‘LE NUSA’ di Jakarta