Kerjasama dengan OVO, BAZNAS Gelar Program Kampung Tanggap Bencana Riau Hingga Papua

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) mengembangkan Kampung Tanggap Bencana (KTB) di 16 titik di sejumlah wilayah di Indonesia, dari Riau hingga Papua. Program Kampung Tanggap Bencana ini mendapatkan dukungan dari platform pembayaran digital, OVO.

Head of PR OVO, Sinta Setyaningsih mengatakan, pihaknya sebagai platform pembayaran digital terdepan di Indonesia, sangat peduli akan kesejahteraan masyarakat Indonesia, terutama yang berada di daerah rawan bencana.

“Dalam program ini, OVO bersama dengan para pengguna berhasil mengumpulkan Rp 500 juta yang dimanfaatkan dalam program pencegahan bencana oleh masyarakat di Banten,” kata Sinta pada acara jumpa pers di kantor pusat BAZNAS kawasan Menteng, Jakpus, Jumat (22/8).

Pembentukan Kampung Tanggap Bencana diperuntukkan kepada masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah yang memiliki ancaman yang besar terhadap tsunami bantaran kali rawan banjir.

“Unsur yang dilibatkan antara lain pemerintah desa, pengurus RT/RW, Organisasi Masyarakat di desa, Forum Penanggulangan Resiko Bencana (PRB), lembaga usaha di desa, tokoh masyarakat dan kelompok rentan,” sambungnya pada acara yang juga menampilkan narasumber Kadiv Pendistribusian BAZNAS, Ahmad Fikri, Kepala BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) Dian Aditya Mandana Putri, Kabag Penghimpunan Digital BAZNAS, Haviza Elfira.

Kampung Tanggap Bencana (KTB) dibentuk di Desa Sukamanah, Kecamatan Malingping, Desa Ciladeun, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Desa Cibungur, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang. Dengan dibentuknya KTB di tiga titik ini, kini BAZNAS memiliki 16 KTB di Indonesia, antara lain di Provinsi Riau, Sulawesi Tengah, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DIY, Bali, NTB, hingga Papua.

Ahmad Fikri mengatakan, KTB dibentuk untuk mewujudkan kampung yang memiliki kemampuan mandiri dalam beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan.

“KTB dibentuk untuk mewujudkan masyarakat yang mampu mengantisipasi dan meminimalisasi kekuatan yang merusak, melalui adaptasi,” kata Achmad Fikri.

Melalui program ini diharapkan masyarakat juga mampu mengelola dan menjaga struktur dan fungsi dasar tertentu ketika terjadi bencana. “Apabila terkena dampak bencana, mereka akan dengan cepat bisa membangun kehidupannya menjadi normal kembali atau paling tidak dapat dengan cepat memulihkan diri secara mandiri,” tambah Dian. ■ RED/JOKO S/G

Related posts

Sambil Bawa Bantuan, KAPOLRI Tinjau Posko di Pengungsian Erupsi Gunung Lewotobi NTT

Upgrade Skill Hingga Mancanegara, DR AYU WIDYANINGRUM Raih Penghargaan Bergengsi ‘Beautypreneur Award 2024’

Setelah Buka di Paris, RAFFI AHMAD Bikin Cabang Restoran ‘LE NUSA’ di Jakarta