BEKASI (POSBERITAKOTA) ■ Penumpang commuter line jurusan Jakarta-Bekasi pulang pergi (PP) turun dratis, Minggu (19/4/2020). Bahkan mencapai 70 sampai 80 persen dari biasanya terkait kuantitas alias jumlah penumpang. Gegara (gara-garanya-red) karena ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi memutus mata rantai pandemi virus Corona (Covid-19).
Dari 12 gerbong commuter line terasa lenggang. Untuk satu gerbong saja hanya diisi tidak lebih dari 10 penumpang. Sementara jika di hari-hari biasa, sebelum ada wabah atau virus mematikan tersebut, setiap perjalanan bisa membawa ratusan penumpang.
Sungguh pemandangan yang lumayan sedap dipandang mata. Tidak ada desak-desak atau berebut, manakala naik maupun turun dari commuter line. Kalangan penumpang pun, raut wajahnya tak menampakan rasa khawatir. Mereka merasa safety, tidak akan terjangkiti akibat penularan sesama penumpang.
Andiko, warga Perumahan Duta Harapan, Bekasi, menegaskan terpaksa harus keluar rumah. Ia akan mengunjungi kakak tertuanya yang tinggal di daerah Kalibata, Jakarta Selatan. Tujuannya untuk silaturahmi, karena memang ada keperluan mendesak.
“Saya mau ke rumah kakak tertua. Sebelumnya, sudah telepon duluan. Bahkan sudah berkoordinasi sama kakak dan RT setempat,” ucapnya saat diwawancarai POSBERITAKOTA, Minggu (19/4/2020).
Hal senada juga dikatakan Ratih, warga Cikarang, Bekasi. Sama seperti Andika, ia pergi ke Jakarta karena ingin menengok orangtua. Keperluan itu selalu dilakukan, setiap pertengahan bulan. Soal pandemi Covid-19, tak ingin terlalu khawatir.
“Yang penting kan, saya melakukan hal-hal standar. Pakai masker dan sarung tangan. Saya juga menghindari ngobrol atau berdekatan dengan orang lain yang tidak dikenalnya,” tutur perempuan yang ingin datang ke rumah orangtuanya di Depok, Jawa Barat.
Kondisi Stasiun Manggarai dan Stasiun Jakarta Kota, juga tak seperti biasanya. Didapati suasana lenggang. Meski hari ini Minggu (19/4/2020), ternyata sedikit warga yang melakukan aktifitas keluar rumah.
Kalangan penumpang commuter line, hampir mayoritas orang dewasa. Hampir jarang anak-anak yang terlihat. Sepertinya, pemberlakuan PSBB cukup efektif dilakoni warga masyarakat. Mereka tidak ingin ambil risiko, bisa tertular pandemi virus Covid-19. ■ RED/GOES