Ada 20 Persen Tak Pakai Masker, WARGA KABUPATEN BEKASI Berisiko Tinggi Tertular COVID-19

BEKASI (POSBERITAKOTA) ■ Seperti yang disampaikan Ketua Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Jawa Barat beberapa waktu lalu, ada 3 wilayah yang terdiri dari Bogor, Depok dan Bekasi masih terindikasi masuk zona merah. Akibatnya penerapkan PSBB pun diperpanjang sampai akhir September 2020 mendatang.

Satu dari 3 wilayah yang disebutkan di atas, yakni Kabupaten Bekasi, memang sangat rawan penularan pandemi COVID-19. Pasalnya, dari pantauan POSBERITAKOTA, warga masyarakatnya tercatat kurang disiplin terhadap protokol kesehatan.

Hal yang paling mencolok, yakni banyak mengabaikan pemakain masker. Padahal itu sebagai himbauan paling utama, jika warga masyarakat melakukan aktifitas di luar rumah. Kenyataan itu banyak diungkapkan sejumlah kalangan.

Ramli, warga Perumahan Taman Kebalen I, mengakui banyak menjumpai pengguna jalan raya tak memakai masker saat mengendarai motor. Mereka juga melakukan jual beli. Baik di toko maupun pasar tradisional. Ketidak-disiplinan warga semacam itu, tentu mengundang keprihatinan tersendiri.

“Saya kaget, jumlahnya bisa mencapai 20 persen yang tak disiplin. Mereka mengabaikan memakai masker. Nah, kondisi itu, tentu saja sangat membahayakan, menularkan virus Corona,” ucap pegawai swasta itu kepada POSBERITAKOTA, Kamis (10/9/2020).

Hal senada juga dikatakan Soleh, warga Perumahan Kompas di Tambun, Kabupaten Bekasi. Ia mengaku heran, kenapa kok banyak warga masyarakat yang cuek tak pakai masker.

“Bahkan saat pergi ke pasar tradisional pun, seperti nggak ada rasa takut, karena tanpa masker. Sebab, pasar kan tempatnya banyak orang berkumpul. Risiko tertular sangat tinggi,” ucapnya.

Sepanjang Jalan Raya Perjuangan, Kebalen, Babelan di Kabupaten Bekasi nampak banyak berseliweran. Mereka menggunakan motor, tapi sayangnya masih banyak yang tak memakai masker.

Kondisi Pasar Tradisional Babelan pun, sejauh pemantauan POSBERITAKOTA, sungguh sangat mengkhawatirkan. Kenapa? Banyak pedagang dan pengunjung, tak sadar dan tak disiplin – minimal menggunakan masker. Fasilitas untuk cuci tangan dengan sabun saja, tak tersedia.

Oleh karenanya, setiap orang diminta meningkatkan kewaspadaan. Ya, minimal buat diri pribadi dan keluarga. Sekarang ini, bagaimana caranya memutus mata rantai penularan COVID-19.

Lurah Kebalen H Martaan meminta agar warganya bisa disiplin untuk mematuhi protokol kesehatan. Sebab, jika saja ada yang tertular maupun terjangkiti atau terpapar COVID-19, pasti dapat menimbulkan rasa resah di kalangan warga masyarakat sendiri. ■ RED/IYAN/AYID/GOES

Related posts

Gelar Ajang AHH 2024, DINAS KOMINFOTIK DKI Harapkan Peran Humas Jaga Reputasi Jakarta Kota Global

Dihadiri Cagub Ridwan Kamil, ADI KURNIA Bersama AKSI Berbagi 5000 Tebus Sembako Murah di Condet Jaktim

Bukan Hanya dari Tokoh Masyarakat Jakarta, PRAMONO – BANG DOEL Kantongi ‘Peluru Emas’ Dukungan Ulama & Habaib