Bicara Soal Keberadaan Masjid, USTADZ AHMAD RIFA’I Ingatkan Jangan Dijadikan Sebagai Ajang Bisnis

BEKASI (POSBERITAKOTA) ■ Ada hal yang menarik dan patut disyukuri, manakala melihat kegiatan ta’lim atau kajian di dalam masjid, diisi oleh kehadiran berbagai elemen jamaah. Maksudnya, tak hanya didominasi oleh barisan bapak-bapak saja. Tapi juga ikut dihadiri kalangan anak-anak dan remaja.

Harapan idealnya terhadap keberadaan masjid, tentu harus bisa diterima oleh semua kalangan. Kenapa? Karena masjid menjadi tempat atau sarana universal untuk mengembangkan sekaligus menyampaikan syiar agama Islam. Sedangkan bagi para jamaah, tentu dapat mengambil manfaat ilmu tanpa kecuali, terutama dari penceramah atau ustadz yang dihadirkan.

Realitas atau gambaran itu sudah terlihat saat Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Kebalen, Babelan, Bekasi – menampilkan penceramah Ustadz Ahmad Rifa’i S.Pd.I, Minggu (20/9/2020) kemarin seusai ba’da Maghrib. Sebanyak 80-an jamaah ikut memenuhi pengajian atau ta’lim tersebut.

Dalam ceramahnya, ustadz yang dikenal sebagai penulis buku itu, menyampaikan pula terkait keberadaan masjid. Diingatkan dan perlu menjadi perhatian jamaah, jika sudah berada di masjid, agar jangan melakukan apapun diluar kepentingan atau niat untuk beribadah.

“Lakukanlah baca Al-Quran atau berdzikir. Karena hal itu dicintai oleh Allah SWT. Sebab, jika berada atau di dalam masjid, jangan membicarakan soal dunia,” tutur Ustadz Ahmad Rifa’i membuka isi ceramahnya.

Pada bagian lain, disebutkan pula bahwa masjid dibangun sebagai sarana untuk ibadah kepada Allah SWT. Karena itu, sebaiknya masjid tidak dijadikan untuk ajang bisnis. Orang datang pasti untuk kepentingan ibadah, karena asumsinya masjid merupakan tempat yang mulia.

“Terjadinya kemungkaran di masjid, harus benar-benar dihindari. Salah satu contohnya, masjid tidak boleh disewakan untuk acara pernikahan. Kalau dari sisi izaroh sah-sah saja, karena tujuan menolong. Tapi, sebenarnya merupakan perbuatan maksiat,” paparnya, panjang lebar.

Apabila ada asumsi seperti menggelar acara pernikahan di lingkungan masjid karena ingin mendapatkan keberkahan dan wah, menurut Ustadz Ahmad Rifa’i, itu jelas salah besar. Yang benar itu adalah bentuk kemungkaran. “Salah, jika mereka mencari wah dan berkah di situ. Yang benar justru keberadaan masjid itu tempat rahmat,” urai dia.

Hal penting lain, seseorang jangan lantas menjadi sombong, apabila datang ke masjid. Apalagi sampai harus membicarakan atau mencela orang lain yang belum beribadah ke masjid. “Justru kita harus bersyukur, karena bisa datang atau berada di masjid, semua itu atas pertolongan dari Allah SWT,” tutup Ustadz Ahmad Rifa’i. □ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri