Orang yang Hatinya Mulia & Baik, HABIB SHOLEH Sebut Tanda Tak Pernah Bermaksiat kepada Allah SWT

BEKASI (POSBERITAKOTA) – Dalam kitab suci Al-Quran ada disebutkan bahwa orang yang hatinya mulia dan baik merupakan tanda-tanda tak pernah bermaksiat kepada Allah SWT. Bahkan hatinya bisa disebut selalu bercahaya. Pada bagian lain, orang yang memiliki akhlak seperti di atas, juga akan selalu takut melanggar.

Personifikasi gambaran akhlak tersebut di atas disampaikan Habib Sholeh bin Hamzah Jamalullail, saat mengisi kajian usai ba’da Shubuh di Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Kebalen, Babelan, Bekasi, Minggu (6/10/2020) dihadapan kurang lebih 60-an jamaah rutin.

“Ciri atau tanda orang yang hatinya mulia dan baik, biasanya sudah istiqomah di masjid. Artinya apa? Orang itu dalam melakukan hal apapun, juga tidak pernah mendahulukan kepentingan duniawi,” tutur alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Sunniyah Salafiyah Habib Taufik Assegaf, Pasuruan.

Dalam melakukan sesuatu di dunia, ditambahkan Habib Sholeh lebih lanjut, tentu saja dengan pertimbangan apakah bagus atau tidak menurut agama? “Berbeda apabila patokannya berpikir besar yang terkait perolehan materi (keuntungan-red). Wah ini bagus dan untungnya gede. Itu justru bukan tanda orang yang bijaksana,” urainya lagi.

Jadi, harus dengan pertimbangan, bagaimana agama? “Kita ini masuk dalam golongan bermaksiat atau bertaqwa? Tidaklah orang yang bermaksiat, jika yang hatinya mulia. Juga tidak mendahulukan urusan duniawi ketimbang akhirat,” sebut salah satu wakil dari Habib Mahdi bin Muhammad All Hiyyed BSA (Pimpinan Majelis Rasulullah SAW Jateng dan Pimpinan Pusat Markaz Ahbabul Musthofa Tegal) untuk jadi narasumber penceramah.

Lantas, siapa orang yang bisa disebut bertaqwa? “Jika punya modal (akhlak) taqwa, kita pasti senantiasa selalu mikirin Allah SWT. Banyak sedikit untungnya, kalau orang yang pikirannya dagang. Seharusnya taqwa jadi modal buat kehidupan,” paparnya, panjang lebar.

Sejatinya, kata Habib Sholeh, sebaiknya kita saat mau atau bangun tidur selalu dibiasakan membaca doa. Kenapa? “Karena, kita dapatkan keuntungan atau pahala dari situ,” jelasnya.

Ada hal paling penting dalam memberikan penilaian terhadap orang. Apa itu? “Biasanya, orang yang terlalu memikirkan dunia, justru tidak memikirkan kerugian agama. Jadi, cuma cinta dunia. Padahal, seharusnya bagaimana kita berpikir taqwa kepada Allah SWT, telaahnya.

Kembali pada tema maksiat, disebutkan Habib Sholeh, orang meski perbuatannya didasari sahwat, namun ketika mau bertaubat tetap masih mendapat ampunan dari Allah SWT. Lain hal jika perbuatan maksiat yang dilakukan terus disombong-sombongkan atau diceritakan, jangan harap dapat maaf atau ampunan dari Allah SWT,” tuturnya.

Perbuatan maksiat awalnya dari sikap sombong. “Karena, itu pengaruh Iblis. Bahkan kita sering anggap remeh dosa-dosa kecil. Sedikit demi sedikit, maka lama-kelamaan akan menjadi besar. Makanya, perbanyaklah istigfar demi memohon ampunan kepada Allah SWT,” pungkas ceramah Habib Sholeh yang kurang lebih hampir memakan waktu sampai satu jam.

Seperti biasa usai Habib Sholeh memberikan kajian dalam ta’lim usai ba’da Shubuh, kalangan jamaah pun masih bersilaturahmi dengan jajaran ketua dan pengurus kelembagaan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Jami Al-Ikhlas RW 025 VGH Kebalen, Babelan, Bekasi. □ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri