JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Wabah kolektif berupa trauma sosial dan juga memperlambat untuk melakukan sesuatu perubahan, jelas sangat tidak diharapkan akibat masa pandemi COVID-19 yang berkepanjangan sampai sekarang ini.
Pada sisi lain, masyarakat pun jangan sampai menutup serta menarik diri dari realitas yang ada. Masyarakat justru perlu terus bergerak dan menggunakan momentum ini untuk terus berkkreatifitas, berinovasi dan melakukan transformasi budaya.
Harapan tersebut disampaikan Ketua Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA), Maman Imanulhaq. Dalam deklarasi KITA di Jakarta tersebut, digelar di salah satu kafe di Mall Epiwalk, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (14/10/2020) kemarin.
Dalam kesempatan itu, KITA mendesak Presiden Jokowi untuk mendengarkan usulan NU dan Muhammadiyah. Kenapa? “Pandemi ini telah menciptakan normalitas baru. Kita butuh moralitas baru berupa semangat kreatifitas, bergotong royong dan optimisme,” tegas tokoh muda NU ini.
Sebelum digelar deklarasi KITA Jakarta, acara diawali dengan ‘Dialog Kebangsaan’ yang menghadirkan narasumber antara lain : Revano Santosa, Priskiyanto dan dimoderatori oleh mantan Ketua Ombusman RI yakni Danang Girindawardana.
“Bangsa ini memiliki ideologi Pancasila dengan sila pertama Ketuhanan YME. Maka, kita harus percaya bahwa Tuhan itu memberi yang terbaik. Tuhan itu maha kreatif. Kalau ingin bertahan dalam masa pandemi ini, kita harus kreatif,” kata Revano.
Acara KITA Jakarta juga sekaligus mengukuhkan nama-nama : Priskiyanto, Eko Prasetyo, Yuliana Zahara dan Rizal Maulana sebagai Majelis Hikmah, Badan Kebijakan, Sekjen serta Koordinator Dewan Perwakilan.
Tak lupa KITA Jakarta meluncurkan Kartu Tanda Anggota (KTA) dan RBT lagu ‘Indonesia Kita’ yang dinyanyikan penyanyi Camelia Panduwinata Lubis alias Camel Petir.
Namun saat penyerahan ratusan paket Sembako, Eko Prasetyo menegaskan bahwa, “KITA terpanggil untuk meneguhkan moralitas dan tanggungjawab sebagai kekuatan besar untuk menggerakkan perubahan yang mendasar dalam semangat gotong royong.” ■ RED/AGUS SANTOSA