PosBeritaKota.com
Nasional

Respon Desakan Gus AMI, PENGAMAT RUDY DARMAWANTO Justru Minta Kemendikbud Tetap Jaga Kualitas Pendidikan

POSBERITAKOTA (JAKARTA) – Sejumlah kalangan termasuk praktisi serta pengamat sosial meminta jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bisa tetap menjaga kualitas dan standar mutu pendidikan ditengah situasional pandemi COVID-19 yang berkepanjangan sampai saat ini.

Bahkan dari fakta yang ada, Mendikbud Nadiem Makarim, dianggap telah melakukan kebijakan pendidikan nasional ditengah pandemi COVID-19, terutama dengan melakukan jadwal pendidikan darling (pembelajaran jarak jauh) dan tatap muka terbatas di daerah-daerah tertentu adalah kebijakan tepat serta bijaksana.

“Jadi, saya melihatnya bahwa Mendikbud dan jajaran Kementerianya telah bekerja maksimal dan sudah fokus pada peningkatan kualitas pendidikan nasional, seperti yang diinginkan dalam Nawacita Presiden Jokowi,” tegas pengamat sosial Rudy Darmawanto kepada POSBERITAKOTA, Selasa (18/1/2021) kemarin.

Ditambahkan melalui keterangan tertulisnya, Rudy yang juga Ketua Komunitas Rawamangun satu ini, melakukan counter untuk menanggapi pernyataan Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (AMI), pada Sabtu (16/1/2021) sebelumnya.

Ditegaskan Rudy bahwa pandangan Cak Imin itu terlalu tendensius dan bernuansa politis. “Saya berharap pendidikan nasional atau dunia sekolahan ini, janganlah dibawa ke ranah politik. Tolong hindarkanlah diksi yang menjustifikasi atau berpandangan tanpa dasar,” ucap Rudy.

Sementara itu Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI)
meminta kepada Presiden Joko Wiododo (Jokowi) agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim segera diganti.

Dalam pernyataannya, Gus AMI justru menilai bahwa krisis atau darurat pendidikan yang terjadi sepanjang pandemi COVID-19 hingga kini belum bisa tertangani dengan baik dan belum ada terobosan yang dilakukan Nadiem sebagai solusi dalam mengatasi darurat pendidikan nasional.

“Dari Menteri Pendidikan yang kita harapkan dengan teknologi yang dia miliki, mengambil inisiasi untuk mengupayakan langkah-langkah alternatif bagi krisis darurat nasional pendidikan. Tetapi sampai hari ini tidak ada tanda-tanda hal yang bisa diharapkan dari Menteri Pendidikan kita,” ungkap Gus AMI saat membuka Musyawarah Wilayah (Muswil) 15 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB secara virtual beberapa hari lalu.

Dalam kesempatan itu, Gus AMI secara terbuka mengaku sudah meminta Ketua Komisi X DPR yang juga Ketua DPW PKB Jawa Barat Syaiful Huda untuk mengambil inisiasi atas krisis stagnasi pendidikan nasional.

“Karenanya, saya mengusulkan agar Menteri Pendidikan segera diganti dengan Syaiful Huda dari Ketua Komisi X. Tujuannya supaya ada penanganan yang cepat dari stagnasi pendidikan nasional kita,” paparnya.

Ditambahkan Gus AMI memang harus diakui hingga saat ini tidak ada terobosan nyata yang bisa dirasakan Mendikbud dalam menangani darurat pendidikan nasional.

“Saya pendukung utama Pak Nadiem, karena saya harapkan kecanggihan Pak Nadiem dalam menangani teknologi, menangani Gojek, menangani sistem perdagangan baru melalui online. Saya justru luar biasa, salut,” tuturnya.

Gus AMI berharap bahwa kemampuan Nadiem Makarim tersebut dapat ditindaklanjuti dengan kemampuan menata dan mengelola pendidikan nasional. Hanya saja sudah satu tahun lebih, hampir dua tahun, belum ada tanda-tanda baru yang bisa dirasakan. “Tolong sampaikan ke Pak Nadiem bahwa Indonesia darurat pendidikan, butuh penanganan yang serius. Tidak bisa sambil lalu,” katanya.

Pada bagian lain, muncul kritikan pedas kepada Mendikbud. “Menangani soal pendidikan, tidak bisa sambil guyonan, nggak bisa sambil Gojek. Gojek itu kalau bahasa Yogya itu bercanda. Gojekan itu namanya bercanda, nggak bisa sambil bercanda dalam menangani krisis pendidikan kita,” tuturnya.

Menurut Gus AMI lebih lanjut, akibat dari krisis pendidikan nasional, ada dua hal sekaligus yang mengalami kelumpuhan. Pertama, lumpuhnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua, lumpuhnya masa depan sumber daya manusia (SDM).dan masa depan nasib generasi penerus bangsa. “Banyak stagnasi terjadi. Kurikulum kita banyak yang terlambat, butuh penanganan,” ucapnya

Gus AMI menambahkan bahwa PKB siap menjadi garda terdepan dalam memberikan alternatif jawaban atas persoalan-persoalan riil yang dihadapi Indonesia. “Kita harus berolah pikir dan berolah kreasi untuk mampu berinovasi. Saatnya pembangunan baik pembangunan infrastruktur sekaligus pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar dia.

PKB, kata Gus AMI, hendak memberikan alternatif redesain pembangunan dengan meletakkan prisip-prinsip utama kebutuhan kemanusiaan dan pembangunan.Pertama nilai-nilai kemanusiaan. Kedua, ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai alat penyangga. Ketiga, kemajuan SDM unggul mutlak menjadi syarat kemajuan.

“Nah, dalam posisi ini, ditengah pandemi, ekonomi sulit, pembangunan hancur. Saya sudah berteriak berkali-kali, kehancuran pendidikan nasional nyata di depan mata kita. Tetapi belum ada penanganan yang serius dan bisa dirasakan hasilnya,” tutup Gus AMI. RED/AGUS SANTOSA

Related posts

Sudah Tiba di Pandeglang, WARGA JATIM Kirim Bantuan Bagi Korban Tsunami Selat Sunda

Redaksi Posberitakota

Kedubes RI di Qatar : WNI Harap Lapor Keberadaannya

Redaksi Posberitakota

Masuk Kategori Riba, MUI Haramkan Skema Pembiayaan Kuliah dengan Menggunakan Pinjaman Online

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang