BEKASI (POSBERITAKOTA) – Dalam ajang KSEF (Korean Science and Engeneering Fair) Internasional 2020 beberapa waktu lalu, SMAN 10 Bekasi mengirim 3 siswinya masing-masing atas nama Bernama Andini Puansari, Blytha Speranza dan Nadhira Haliza Putri dari kelas XII IPS 1 dengan seorang pembimbing Gandung Pujo Wiratno M.Sn.
Pada keikutsertaannya diajang tersebut atau tepatnya pada 12-30 Nopember 2020 silam, ketiga siswi SMAN 10 Bekasi tersebut masuk dalam kategori lomba Engeneering Environmental Science yang berjudul ‘Autoclaved Aerated Concrete (AAC) from Styrofoam and Sawdust Waste’.
“Ajang KSEF International 2020 itu sendiri, diikuti oleh 15 negara dunia dengan jumlah 382 peserta pada tingkatan usia dan level sekolah dari tingkatan SD, SMP sampai SMA/SMK,” jelas Gandung Pujo Wiratno M.Sn selaku pembimbing kepada POSBERITAKOTA, Kamis (18/2/2021).
Menurut dia lebih lanjut bahwa ada 8 kategori lomba yang diikuti. Kesemuanya meliputi : Biology, Chemistry, Computer Science, Earth Science, Engeneering, Environmental Sience, Invention, Mathematics, Medical Science, Psysics, Robot, Social Science – di mana menggunakan sistem score dari tiap-tiap makalah dan video yang di upload kepada panitia lomba KSEF di Korea.
Selanjutnya, ditambahkan Pujo, baru pada 21 Desember 2020 disampaikan pengumuman pada email peserta lomba bahwa 3 Pelajar SMAN 10 Bekasi berhasil menempati urutan atau peringkat 3 untuk kategori Engeneering & Environmental Science dibawah persaingan dengan peserta yang sama-sama berasal dari Indonesia.
Untuk urutan pertama diperoleh pelajar dari MBI Amanatul Ummah Mojokerto dan urutan kedua dari Sekolah Pelita Harapan Sentul Bogor dengan perolehan nilai yang cukup ketat di tiap-tiap unsur kemanfaatan secara massal, harga relatif menjangkau masyarakat umum dan keunggulan kompetitif dan kebaharuan.
Sementara untuk persiapan yang dilakukan 3 Pelajar SMAN 10 Bekasi, yakni dengan berkoordinasi dengan pembimbingnya dalam menentukan judul penelitian dengan menitikberatkan pada pemanfatan limbah Styrofoam dan serbuk gergaji sebagai produk Hebbel yang memiliki nilai ekonomis yang tahan terhadap Gempa.
Bahkan secara geografis, situasi dan kondisi di suatu wilayah Bekasi yang rawan gempa karena menimbulkan kerugian materil, berupa rusaknya bangunan rumah sebagai tempat tinggal keluarga.
“Adapun percobaan demi percobaan yang telah dilakukan berupa mencetak Hebbel dari 8 kali perbandingan-perbandingan dalam 8 tahapan dengan menggunakan cetakan terbuat dari plat besi dengan tebal 5 mili pada ukuran Hebbel 60 CM x 20 CM X 10 CM skema pengukuran perbandingan yang berbeda-beda dari tiap bahan yang di gunakan berupa Styrofoam, serbuk gergaji, pasir dan semen,” jelas Pujo, panjang lebar.
Ditambahkannya sehingga tahapan-tahapan pada percobaan tersebut, kemudian mendapatkan hasil Hebbel yang memiliki sifat kekuatan, ketahanan dan berat yang berbeda-beda sampai dengan mendapatkan hasil yang ideal. ■ RED/AGUS SANTOSA