JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Gelombang protes lewat aksi damai bermunculan di sejumlah negara, menyusul adanya kekerasan Junto Militer terhadap warga Myanmar. Apalagi korbannya baik itu dari warga sipil maupun mahasiswa, setiap harinya mencapai seratus orang. Pihak militer dan polisi Myanmar pun dianggap sudah terlalu brutal.
Sebagai bentuk solidaritas akibat ‘Kudeta Militer Myanmar‘, sekitar 200-an warga Jakarta dari gabungan pemuda-pemudi, mendatangi Gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta, Jumat (12/3/2021l malam kemarin.
Mereka melakukan aksi damai dengan menyalakan lilin dan tabur bunga. Pada intinya untuk menuntut keadilan dan pihak militer dan polisi Myanmar mengakhiri sikap brutal menembaki warganya.
“Kami datang ke sini untuk melakukan aksi damai. Tujuannya tentu saja agar pihak militer dan polisi di Myanmar, stop melakukan aksi brutal dengan menembaki warga sipil dan kalangan mahasiswa di Myanmar,” ucap Safinah Maulina, salah satu peserta aksi damai tersebut saat ditemui POSBERITAKOTA.
Dalam kesempatan itu, ratusan peserta aksi damai, juga melakukan tabur bunga dengan menampilkan poster atau wajah para korban dari warga sipil dan kalangan mahasiswa. Selain itu juga menyalahkan lilin ditengah situasi gelap, persis di pintu gerbang Gedung Sekretariat ASEAN yang berlokasi di kawasan Jakarta Selatan.
Aksi tersebut berjalan tertib dan damai. Bahkan mencuatkan situasional rasa haru. Tidak sedikit peserta aksi yang meneteskan air mata. Mereka meminta agar pihak militer dan polisi menyentop aksi brutal serta tidak menembaki lagi para pengunjuk rasa (demo) terhadap ‘Kudeta di Myanmar’.
Seperti dilaporkan Kantor Berita Reuters, saat ini situasi di Myanmar belumlah kondusif. Sedang Kudeta Militer itu sendiri terjadi sejak awal Pebruari 2021 kemarin.
Terakhir di Kota Yangoon, Mynmar, gelombang protes warga Myanmar, memicu kerusuhan serta jatuhnya ratusan orang luka-luka dan puluhan meninggal dunia. ■ RED/TUBAGUS D IRAWAN SHY/EDITOR : GOES