JEPANG (POSBERITAKOTA) – Sekitar 10 tahun sudah bencana Fukushima berlalu. Sebuah kejadian gempa dahsyat yang melanda bagian Timur, Pulau Honshu, di mana diketahui sebagai pulau terbesar di Jepang. Setelah itu disusul peristiwa Tsunami 14 meter pada tanggal 11 Maret 2011 yang secara otomatis mematikan aktifitas pembangkit listrik tenaga nuklir di distrik Fukushima (peta).
Hal tersebut menyebabkan reaktor nuklir berhenti, namun membutuh pasokan pendingin agar tetap aman. Celakanya hantaman tsunami merusak generator darurat yang berfungsi untuk membuat adem ruang reaktor. Sebab, tanpa pendingin, maka terjadilah hal menakutkan: reaktor meleleh!
Menyusul selang 3 hari kemudian, terjadi lagi ledakan kimia hidrogen ke udara dan disusul pelepasan radioaktif yang sangat berbahaya bagi manusia.
Karenanya, langkah cepat segera diambil. Radius 20 KM dari pusat reaktor dinyatakan sebagai kawasan tertutup. Sebanyak 150.000 warga harus dievakuasi secepat mungkin! Penduduk yang diungsikan tak boleh membawa satu potongpun barang dari rumah sendiri. Pakaian yang dikenakan, setelah warga disteril, bahkan harus dimusnahkan!
Kini, tahun 2021 atau tepatnya jatuh satu dasawarsa (2011-2021) setelah bencana, alam pun mulai mengambil alih kawasan yang ditinggalkan tersebut. Ribuan mobil mewah nampak teronggok merana. Rerumputan mulai ‘memakan’ barang-barang yang dahulu sangat dibanggakan pemiliknya. ■ RED/GUNAWAN WIBISONO/GOES