26.8 C
Jakarta
26 April 2024 - 06:50
PosBeritaKota.com
Syiar

Isi Kultum ‘Malam ke-14 Taraweh’, USTADZ HM MAKHTUM Ajak Jamaah Menjaga & Merawat Amalan Ibadah hingga Hari Kiamat

BEKASI (POSBERITAKOTA) – Tak terasa perjalanan bulan suci Romadhon telah bergulir memasuki hari ke-14. Artinya, sudah lebih dari sepertiga kita lalui, tentu dengan penuh semangat dalam beribadah dan beramal shaleh. Baik itu yang dilakukan dengan cara menjalani ibadah sendiri (personal-red) maupun secara berjama’ah.

Bicara hakekat Romadhon tidak bisa dipungkiri adalah bulan yang amat istimewa dan sangat luar biasa. Kenapa? Karena, dapat menggugah serta membangkitkan gairah kaum Mukminin untuk berpacu dan berlomba di dalam memperbanyak amal kebajikan dan ibadah.

Pemaparan ceramah tersebut di atas, dikupas tuntas oleh Ustadz Drs HM Makhtum saat tampil mengisi ‘Kultum‘ dalam pelaksanan Malam ke-14 Sholat Taraweh Romadhon 1442 H, bertempat di Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Minggu (25/4/2021) malam.

Ratusan jamaah yang terdiri dari kalangan bapak-bapak, ibu-ibu, remaja dan anak-anak nampak menyemarakkan pelaksanaan Malam ke-14 Taraweh Romadhon. Bertindak sebagai Imam Taraweh adalah Aldy Ardhyan. Bilal : Ustadz Wanito dan Pembaca Maklumat : Harjono.

Dalam lanjutan ceramahnya, Ustadz HM Makhtum menambahkan bahwa berbagai macam kegiatan ibadah sudah dilakukan, khususnya di bulan suci Romadhon ini. Baik dengan mendirikan sholat Fardlu maupun Sunnah, berpuasa, membaca Al-Qur’an dan juga bersedekah.

Hal tersebut, menurut ustadz yang juga Ketua Umum Yayasan Jami Al-Ikhlas, justru dilakukan (mereka) dengan penuh semangat sebagai wujud rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah Ta’ala, agar dapat bertaqorrub dan mendapatkan pahala serta Ridlo-NYA.

“Namun, sebenarnya ada yang jauh lebih penting dari itu semua. Apa? Yakni, kita harus bisa menjaga dan merawat amalan ibadah tersebut, agar tidak hilang dan tidak dipanen pahalanya oleh orang lain kelak pada hari kiamat,” urai Ustadz HM Makhtum.

Hal tersebut, menurutnya, sebagaimana pernah disabdakan oleh Rasululloh صلى الله عليه وسلم :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ ». قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. فَقَالَ « إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ »

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada para sahabatnya : “Tahukah kalian siapakah orang orang yang bangkrut itu…?” Para sahabat rodliyallahu ‘anhum menjawab : “Orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta benda.”

Rasulullah lantas bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari kalangan umatku adalah orang yang pada hari kiamat datang membawa banyak pahala sholat, pahala puasa dan pahala zakat.

Namun, ia juga membawa banyak dosa, dosa mencaci maki (iinclude mencerca, mencela, mengumpat, mencibir, mencemooh,
menghina, merendahkan dan kalimat padanannya), gemar menuduh tanpa bukti, gemar memakan harta yang bukan haknya, pernah mengalirkan darah/membunuh dan suka memukul”.

Oleh karena itu, lanjutnya, sebagian besar pahala amal kebajikannya diberikan kepada mereka (yang pernah didholimi ). Apabila pahala kebajikannya sudah habis (tidak mencukupi ), sedangkan belum selesai putusan daripada urusannya, maka dosa-dosa orang yang pernah didholiminya diberikan kepadanya. Kemudian, ia dicampakkan atau dilempar ke dalam api neraka.” [HR. Muslim].

Dijelaskan Ustadz HM Makhtum bahwa hadits tersebut yang pertama menunjukkan betapa indahnya metode Rosulullah dalam mengajar dan mendidik, beliau bertanya agar para sahabat berfikir dan memberikan perhatian. Kemudian yang kedua menunjukkan adanya larangan berbuat aniaya (dholim) kepada orang lain. Baik dengan mencaci maki, menuduh tanpa bukti, memakan harta haram, membunuh serta memukul.

Sedang yang ketiga, yakni adanya anjuran agar menjaga hubungan baik antar sesama dan selalu memperbaikinya. Keempat adalah adanya peringatan bahwa orang yang bangkrut bukanlah orang yang tidak memiliki uang atau harta benda, namun lebih dari pada itu, yaitu orang yang dengan sebab kecerobohannya menganiaya orang lain sehingga dapat mengurangi bahkan menguras pahalanya sampai berakibat ia terlempar ke neraka.

Untuk yang kelima bahwa orang yang hanya bangkrut di dunia, tidaklah ada apa-apanya, apabila dibandingkan dengan kebangkrutan kelak di akhirat. Karena kebangkrutan di dunia hanyalah sementara, sedangkan kebangkrutan di akhirat kekal selamanya. Sedangkan yang keenam adalah bahwa neraka adalah seburuk-buruk tempat kembali. Oleh karenanya, kita tidak henti-hentinya berlindung kepada Allah SWT darinya.

“Di bulan suci Romadhon ini merupakan turunnya ayat suci Al-Quran. Makanya, kita diminta membaca Al-Quran. Banyak sedekah. Juga tak cuma sholat Taraweh saja, tapi perbanyak sholat malam Tahajut atau sholat lainnya,” terangnya.

Pada bagian akhir, Ustadz HM Makhtum mengajak jamaah agar memperbanyak amal sholeh. Setelah itu yang sulit justru merawat dan menjaganya. “Ya, supaya jangan sia-sia. Jangan sampai terjadi kebocoran, amal sholeh yang kita dapat malah menjadi sia-sia atau hilang,” pungkasnya.

Sementara itu usai sholat Ashar, pihak Yayasan Jami Al-Ikhlas yang ditopang oleh kelembagaan DKM pimpinan Ustadz Khoirul Anwar, seperti biasa di minggu ketiga akhir bulan melaksanakan santunan bagi 33 anak yatim dan kaum dhuafa yang ada di wilayah RW 025 VGH Kebalen, Babelan, Bekasi.

Ikut hadir sejumlah tokoh masyarakat, pemuka agama serta pengurus yayasan menyaksikan dalam pemberian santunan baik dana (uang-red) maupun beberala bahan pokok makanan dan minuman untuk kebutuhan Lebaran (Hari Raya Idhul Fitri 1442 H).

Mereka adalah : Sukoco (plt) Ketua RW 025, Ustadz Hafid, H Jaelani, Ustadz Muhammad Andi, Ustadz Saeful Aziz, Umar dan Tri Haryono, Zanurianto (Yayasan), Baharudin, Zulkarnaen Akbar, Taufiq, Baedowi serta lainnya. ■ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

Ceramah ‘Hikmah Ramadhan’ di Masjid Istiqlal Jakarta, DR ABDUL ROSYID Bicara Soal Keuntungan Menjadi Umat Islam

Redaksi Posberitakota

Musim Haji 2018, K0TA SUCI MEKKAH Siap Sambut 221.000 Jemaah

Redaksi Posberitakota

Ceramah Malam ke-13, USTADZ MISBAUL BAHDRI LC : “Kita Belajar Sabar & Syukur agar Selesai Ramadhan jadi Hamba yang Taat”

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang